Luminasia.id, Makassar - Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga, Makassar, menjadi titik pertemuan bagi ratusan guru dan pemerhati pendidikan dari berbagai daerah dalam acara Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII.
Berlangsung dengan tema “Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim”, perhelatan ini mengangkat semangat bersama untuk menjadikan sekolah sebagai motor perubahan yang dapat menjawab tantangan krisis iklim global.
Baca: Keren! 19 Proposal Penelitian Siswa SI Athirah Lilis Ajang OPSI Kemendikdasmen
Kegiatan ini diawali dengan sesi diskusi yang menghadirkan tiga narasumber: Luqman Hakim dari Guru Belajar Foundation, Azri Rasul dari Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi–Maluku, serta Syamril, Direktur Sekolah Islam Athirah. Mereka sepakat bahwa kesadaran menjaga bumi harus dimulai dari sekolah yang ramah, inklusif, dan menyenangkan bagi peserta didik.
“Pendidikan iklim tidak bisa berdiri sendiri tanpa iklim sekolah yang kondusif. Sekolah yang aman dan inklusif dapat mencetak generasi kritis dan peduli pada masa depan lingkungan,” ungkap Luqman Hakim.
Hal serupa juga disuarakan Azri Rasul. Ia menekankan bahwa edukasi soal sampah harus dimulai dari rumah dan sekolah. “Saat peserta didik terbiasa memilah sampah dari sekolah, nilai itu terbawa ke rumah dan tumbuh menjadi nilai bersama. Etika ini bukan hanya soal kebiasaan, tetapi soal peradaban,” tegas Azri.
Syamril, yang juga menjabat sebagai Direktur Sekolah Islam Athirah, menjelaskan bahwa nilai, sistem, dan pola kepemimpinan yang tumbuh bersama dapat menjadi pondasi bagi sekolah yang adaptif.
“Penilaian bukan hanya soal atasan memberi nilai ke bawahan, tetapi juga sebaliknya. Sekolah yang sehat tumbuh dari kerja bersama dengan siswa, guru, tenaga kerja, dan warga sekitar,” jelasnya.
Baca: SMP Islam Athirah Kurban 4 Ekor Sapi
Acara ini juga diisi dengan Kelas Pemimpin dan Kelas Pendidik, tempat para guru dari berbagai jenjang saling bertukar pengalaman terkait pengelolaan emosi, strategi literasi, hingga transformasi peran guru sebagai pelatih dan narasumber.
Mukhlis Rahmad, Koordinator TPN XII Makassar, mengatakan bahwa acara ini dirancang untuk memperluas jejaring dan memperkokoh semangat para tenaga pendidik. “Temu Pendidik Nusantara bukan hanya sebuah konferensi, tetapi juga sebuah gerakan bersama untuk tumbuh dan saling menginspirasi,” ujarnya.
Kemeriahan juga terlihat dari lomba Cerdas Cermat Guru, yang menghadirkan delapan tim dari berbagai sekolah dan komunitas, seperti KKG Kota Makassar, Ceribel, Muhlas, Elit, Macet, Bismillah Juara, Tajang Ati, Ceria, hingga Tim Supat Macca. Ketua KGBN Makassar, Alamsyah Alimuddin, mengatakan bahwa lomba ini bukan soal siapa yang paling unggul, tetapi soal kerja sama dan semangat belajar bersama. “Banyak guru yang awalnya minder, tetapi dengan semangat dan kerja sama, mereka tumbuh lebih percaya diri dan siap berbagi,” katanya.
Temu Pendidik Nusantara XII juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Google Educator Group, Browcyl, Pegadaian, Grafindo, Bank Sulselbar, Intan Prawira, hingga Kalla Group. Menurut Syamril, kerja sama sekolah negeri dan swasta dapat menjadi contoh nyata bahwa dengan semangat kolaborasi, sekolah dapat menjawab kebutuhan zaman, khususnya terkait inklusivitas dan relevansi pembelajaran.
Acara ini akan terus berlanjut hingga puncaknya di Jakarta, Oktober 2025. Informasi lengkap dapat diakses melalui situs resmi tpn.gurubelajar.org, terbuka bagi para guru, pemerhati pendidikan, maupun masyarakat luas yang peduli dengan masa depan sekolah dan generasi penerus bangsa.