Luminasia, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto ingin mengevakuasi 1.000 warga Gaza Palestina ke Indonesia dan rencana ini ditolak oleh petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammadiyah.
Evakuasi warga Gaza ini dinilai sebagai bagian dari strategi Israel dan Amerika Serikat untuk mengosongkan wilayah Palestina dan membentuk Israel Raya.
Dilansir Fajar.Co.Id, Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mempermasalahkan urgensi Indonesia melaksanakan rencana evakuasi warga Palestina keluar dari Gaza.
Rencana Presiden Prabowo mengevakuasi 1000 warga Gaza dilihat sesuai dengan kepentingan Israel dan proposal relokasi yang pernah disuarakan oleh Presiden AS, Donald Trump.
"Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika? Bukankah mereka sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?" ujar Buya Anwar dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/4/2025).
Rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi 1.000 warga Gaza harus menerima pertimbangan yang ketat.
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Bidang Ekonomi tersebut menyatakan, terlaksananya rencana evakuasi warga Palestina keluar dari Gaza akan membuat Israel akan lebih leluasa menempatkan warganya di wilayah Gaza.
Bahaya jangka panjang dari pengosongan wilayah Gaza setelah evakuasi terhadap warganya adalah, ada potensi ini menjadi dukungan bagi proyek pembentukan negara Israel Raya.
"Yerusalem dulu milik Palestina, sekarang sudah diduduki dan dijadikan ibu kota Israel. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama," ungkap Buya Anwar.
Buya Anwar juga mengungkapkan bahwa kelima negara yang dikunjungi Presiden Prabowo—yaitu Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania—memiliki sejarah hubungan diplomatik atau ekonomi dengan Israel.
Ia menyarankan agar bantuan untuk rakyat Gaza terus diberikan, tetapi bantuan tersebut tidak dalam bentuk evakuasi massal.
"Jika ingin membantu pengobatan dan perawatan korban, lakukanlah di Gaza, bukan di luar negeri. Kita bangsa yang sudah kenyang dijajah 350 tahun. Kita tahu betul bahwa penjajah punya seribu satu tipu daya," tutupnya.