LUMINASIA.ID, MAKASSAR – Di balik hiruk-pikuk dapur hotel berbintang dan piring-piring mewah yang tersaji untuk tamu, ada sisi lain dari Executive Chef Hotel ARYADUTA Makassar, Yun Veristedi.
Ia bukan sekadar peracik rasa. Sosoknya begitu dekat dengan alam, suka menyendiri di tempat sunyi, dan diam-diam gemar nongkrong d tempat yang tidak umum.
Sepetti pasar ikan dan pelabuhan penyebrangan. Tak ikut menyebrang atau borong ikan, tapi melihat aktivitas orang-orang.
“Saya suka traveling ke tempat-tempat sepi, yang nggak banyak orang tahu. Ke danau sunyi, pulau terpencil, pantai-pantai yang jarang dikunjungi,” ujar pria yang menyelesaikan studi di SMK Boga lalu melanjutkan kuliah di Akademi Pariwisata Akpindo (sekarang Universitas ASA Indonesia), Jakarta, ini.
“Kalau lagi libur, saya biasa jalan-jalan ke pasar ikan lelong dekat hotel. lihat-lihat saja hiruk pikuk aktivitas di sana. P3rnah juga duduk berjam-jam di dermaga penyebrangan Kayu Bangkoa.Tidak menyebrang, hanya duduk saja. Bisa dibilang hobi saya bengong," ceritanya sambil tertawa
Chef yang sebelumnya juga pernah bertugas di ARYADUTA Makassar pada 2018-2019 ini juga dikenal jenaka di dunia maya.
Dalam dua tahun terakhir, ia aktif mengelola akun TikTok @MasYun dan @yunveristedi.
Di situ, ia tampil bukan sebagai chef formal dengan konten masak, tapi sebagai konten kreator iseng yang hobi bikin video dubbing kocak.
“Saya pengen hibur diri sendiri juga. Kalau masak itu kan kerjaan saya, tapi kadang terlalu serius. Jadi di TikTok saya bikin yang lucu-lucu,” katanya. Semua video biasanya ia rekam dan edit sendiri, mengandalkan insting dan imajinasi.
Meski akrab dengan konten hiburan, Yun juga dikenal sebagai pembaca aktif buku-buku sejarah. Saat ini, ia sedang menekuni kisah hidup Ali bin Abi Thalib.
“Saya suka sejarah, apa pun jenisnya. Selalu ada pelajaran berharga di dalamnya,” ujar pria yang pernah juga aktif main basket sejak SMA.
Uniknya, Yun juga senang ikut memancing, meski bukan ia yang punyag joran.
“Saya sukakalau diajak mancing. Ikut kalau ada teman yang mau mancing ke pulau. Saya yang siapin logistik dan makanannya. Kita barter, mereka siapkan alat pancing, saya masak,” tuturnya.
Selama bekerja di berbagai daerah, Yun juga mengamati kebiasaan makan masyarakat Makassar yang sangat kuat mempertahankan cita rasa lokal.
“Orang Makassar di mana pun tetap makan makanan khasnya. Di Jawa, Kalimantan, tetap yang dicari Coto, Sop Saudara, Sop Ubi. Saya ikut belajar bikin juga,” ujarnya.
Ia pun masih terkejut dengan beberapa tradisi kuliner Makassar yang tidak ia temui di kampung halamannya di Jawa. “Pisang goreng dimakan pakai sambal itu baru buat saya. Awalnya aneh, tapi ternyata enak juga,” katanya.
Ia juga merasa unik, makanan seperti mie instan pakai singkong,sop ubi, bahkan bakso pakai singkong.
“Di Jawa nggak pernah ada yang makan seperti itu. Tapi pas saya coba, ada rasa garing-garing gurihnya yang beda,” paparnya.
Meski awalnya sempat bikin kaget, ia sangat menyukai kuliner Makassar. Makanan kesukaannya adalah songkolo dan pallubasa. "Tapi tidak pakai alas," tutupnya.