LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Keberadaan Artificial Inteligence atau AI sudah tidak bisa lagi dipisahkan dari kegiatan manusia saat ini, termasuk di Indonesia
AI, sudah memasuki berbagai bidang, seperti pekerjaan, pendidikan, hingga keseharian.
Untuk itu, agar tidak dikalahkan oleh AI, manusia harus bisa menerima keberadaan AI dan memiliki kemampuan lebih tinggi dari AI.
Baca: GoTo dan IOH Bangun Sahabat-AI, Teknologi AI Pakai Bahasa Indonesia dan Daerah
Tak hanya itu, harus mampu memanfaatkan adanya teknologi AI ini, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, baik dikantor maupun di kampus.
Hal itu diungkap dalam Level Up Skillmu di Business, Career & Technology Talk bertajulkIgnite your Al Journey with IM3, yang diselenggarakan Indosat Ooredo Hutchison berkolaborasi dengn Wadhwani Foundation (WF), dan Universitas Ciputra Makassar.
Event ini digelar di Auditorium UC Makassar, Rabu (11/6/2025).
Sesi dibuka dengan sambutan oleh EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Huctchison Swandi Tjia.
Kepada peserta yang merupakan mahasiswa dan dosen UC ini, Swandi memaparkan perkembangan AI oleh Indosat Ooredoo Hutchison.
Dimana saat ini Indosar bersama Goto sudah mengembangkan Sahabat AI, sebuah portal AI yang hadir dalam versi terbaru dengan kapasitas pemrosesan 70 miliar parameter dan layanan chat multibahasa yang mendukung lima bahasa daerah: Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.
Selain itu juga hadir talkshow menghadirkan Director & Chief Financial Officer IOH Nicky Lee, SVP Head of People & Culture, IOH Lisa Qonita, dan Dr E Elia Ardyan SE MBA CLMA B, CPSPB, CPM (Asia, ) Head Management Study Program Universitas Ciputra Makassar.
Dalam talkshow tersebut ketiganya membahas terkait bagaimana lika liku diunia kerja, serta bagaimana penggunaan AI di lingkungan kerja utamanya di Indosat, serta harus seperti apa penggunaannya di kampus.
Dalam konfrensi pers yang digelar usai talkshow, Nicky Lee memaparkan saat ini IOH mendorong karyawannya menggunakan AI dalam dunia kerja. Penggunaan AI bukan merupakan hambata dunia kerja, serta bukan juga perlakuan curang.
“Kami mendorong karyawan di lingkungan kami menggunakan AIuntuk membantu pekerjaanya. Karena berdasarkan pengalaman, dulunya dua jenis pekerjaan yang berbeda, sebelumnya tanpa AI dilakukan oleh karyawan untuk disatukan membutuhkan waktu 15 jam,” ujar Nicky.
Baca: Pengguna IOH Bakal Mudah Akses Konten Premium Vision Plus
Setelah penggunaan AI, lanjut Nicky menyatukan dua pekerjaan yang berbeda hanya perlu waktu tiga menit, hingga mencapai kesimpulan.
Senada Lisa mengatakan agar untuk tidak takut dengan AI. Karena AI dibuat untuk membantu manusia dalam bekerja maupun belajar.
Sementara dalam dunia kampus, Dr Ardyan mengatakan di Universitas Ciputra mendorong mahasiswa menggunakan AI, sehingga tidak disebut curang, jika pakai AI.
“Tapi bukan semuanya dibuat oleh AI. Karenanya dalam pembuatan tugas kami menerapkan base project bisa menggunakan AI. Tapi kemudian mahasiswa harus presentasi. Atau mempraktekkan hasil dari proyek awal itu,” papar Dr Ardyan.