LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Rizky Maulidiana Haris, Public Relations Executive Trans Studio Mall (TSM) Makassar yang akrab disapa Kiky, punya cara unik melepas penat di sela jadwal kerja yang padat.
Meski keseharian kalem dan lebih suka menghabiskan waktu di rumah saat libur, Kiky justru kerap menempuh perjalanan jauh, bahkan ke luar negeri, demi hobi yang membuatnya bersemangat: menonton konser musik artis dunia.
Selama beberapa tahun terakhir, Kiky sudah menjelajahi berbagai kota besar di Asia demi menyaksikan penampilan musisi idolanya.
Coldplay dan Harry Styles di Singapura menjadi pengalaman tak terlupakan.
Belum lama ini, ia bahkan terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, khusus untuk menyaksikan konser penyanyi India kenamaan, Arijit Singh.
“Konser Arijit Singh di Malaysia sampai tiga setengah jam. Capek, tapi rasanya semua terbayar karena bisa ikut bernyanyi langsung,” ujar Kiky.
Hobi ini diakui Kiky cukup menguras waktu dan biaya. Namun, pengalaman menikmati musik secara langsung di panggung besar selalu memberinya kepuasan tersendiri.
“Memang keluar banyak biaya, tapi kalau musisi favorit, saya merasa harus hadir. Rasanya berbeda bisa menyanyi bareng dan merasakan atmosfer konser internasional,” tambahnya.
Kiky sering bertemu teman-temannya dari berbagai kota yang punya minat serupa. Mereka biasanya sepakat bertemu di lokasi konser, lalu kembali ke kota masing-masing setelah acara. “
Kadang saya dari Makassar, ketemu teman di Kuala Lumpur atau Jakarta. Kami hanya nonton konser, habiskan waktu sebentar, lalu pulang. Seru karena bisa sekalian jalan-jalan,” ujarnya.
Bagi Kiky, mengejar konser musik internasional bukan sekadar hiburan, tapi cara menyegarkan pikiran sekaligus menambah pengalaman.
“Setiap konser selalu punya cerita. Rasanya bikin energi saya terisi lagi untuk bekerja,” pungkasnya.
Ten tunya tak hanya internasional, konser lokal di Makassar, Kiky juga rajin nonton. Utamanya, jika Tulus penyanyi idolanya
Di balik kesibukannya sebagai Public Relations Executive Trans Studio Mall (TSM) Makassar, Kiky ternyata juga menjalani profesi lain yang tak kalah menantang: menjadi dosen pengajar di bidang Public Relations.
Keputusan Kiky terjun ke dunia akademik bukan tanpa alasan. Ia merasa, pengalamannya di industri retail dan dunia komunikasi bisa menjadi bekal berharga untuk dibagikan kepada mahasiswa.
“Saya sebenarnya dari awal bercita-cita jadi dosen. Pekerjaan saya sebagai PR sejalan dengan materi yang saya ajarkan. Jadi, saya bisa berbagi pengetahuan sekaligus pengalaman nyata di lapangan,” ujarnya.
Kiky mengaku beruntung karena tempatnya bekerja memberi dukungan penuh terhadap aktivitas mengajarnya. Ia kerap mendapatkan izin untuk mengajar di luar kota, bahkan ke Palu, tanpa hambatan.
“Pernah saya harus izin tiga hari untuk mengajar di Palu, kantor tidak mempermasalahkan. Mereka tahu ini bagian dari pengembangan diri saya,” katanya.
Menurut Kiky, mengajar memberikan kepuasan tersendiri karena ia bisa berinteraksi langsung dengan generasi muda yang tertarik mendalami dunia Public Relations.
“Saya senang bisa melihat semangat mahasiswa. Rasanya menyenangkan ketika ilmu dan pengalaman saya bisa memberi gambaran nyata tentang industri komunikasi,” jelasnya.