LUMINASIA.ID, MAKASSAR - BPS Sulawesi Selatan menjelaskan kenaikan harga tahunan didorong beberapa kelompok pengeluaran, terutama perawatan pribadi dan jasa lainnya serta makanan, minuman, dan tembakau.
“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 10,57 persen dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau meningkat 5,52 persen,” kata Kepala BPS Sulsel, Aryanto, dalam siaran pers, Rabu (1/10/2025).
Ia merinci kelompok lain yang turut memberi dorongan antara lain penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,90 persen, kesehatan 1,93 persen, dan pendidikan 1,26 persen.
“Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,58 persen,” ujar Aryanto.
Dari sisi andil, makanan, minuman, dan tembakau memberi kontribusi 1,67 persen terhadap inflasi tahunan, sedangkan perawatan pribadi dan jasa lainnya berkontribusi 0,81 persen.
“Komoditas yang dominan menyumbang inflasi year on year antara lain emas perhiasan sebesar 0,68 persen, beras 0,36 persen, tomat 0,17 persen, ikan bandeng atau bolu 0,14 persen, dan bawang merah 0,13 persen,” jelasnya.
Sementara itu, penurunan harga beberapa pangan utama menekan laju harga bulanan.
“Pada sisi month to month, tomat menyumbang deflasi 0,09 persen, cabai rawit 0,07 persen, beras 0,05 persen, dan bawang merah 0,04 persen,” kata Aryanto.
Ia menilai struktur pergerakan harga masih dipengaruhi dinamika pangan, namun tetap dalam kendali.
“Secara umum inflasi Sulawesi Selatan pada September 2025 terkendali, dengan pola harga ditopang koreksi komoditas pangan tertentu,” pungkasnya.