Ku terpaku, ku terdiam
Ku gusar, ku gelisah
Inikah negara tempat bernaung,
Pelindung bagi semua rakyatnya?
Kekayaan alam yang amat banyaknya
Tak juga menjadi sebab
untuk negara ini menjadi bagaikan orangtua
untuk anak-anaknya, untuk masyarakatnya
Karunia Tuhan yang begitu besar untuk negara ini
tak dipergunakan negara
untuk menyejahterakan rakyatnya
Kemana kami semua akan lari?
Tidak ada tempat lain selain di sini,
bumi tanah air kami
Cinta kami sangat besar
untuk tanah air kami
Bahkan untuk keluar pun kami sungkan,
rasanya hati ini tak mampu mencari tempat tinggal
selain tanah air ini
Aduhai, mengapa mereka tak punya rasa
kepada yang hidupnya memprihatinkan
Mengapa sulit sekali ada kata cukup
dalam pikiran mereka, dalam hati mereka
saat mereka mampu makan 3 hari sekali
tanpa takut kelaparan,
saat mereka mampu bernaung di bawah bangunan
yang beralaskan lantai
dan terlindungi dari panas dan hujan?
Mengapa sulit sekali mereka merasa cukup?
Mengapa harus memilih berfoya-foya di atas penderitaan rakyatnya?
Entahlah.
Tanyakan, apakah mereka sebenarnya
merasa rakyatnya sebagai bagian dari tubuhnya,
yang apabila sakit, ia juga merasa sakit.
Ataukah hati mereka begitu keras dan sudah mati?
Lalu apa harapan untuk bumi tanah air?
Ku bertanya
Lalu ku bercermin pada diriku sendiri,
pada masyarakat di sekelilingku,
bagaimanakah kehidupan mereka selama ini?
Adakah yang bisa menjadi potensi,
untuk juga kelak memiliki empati
terhadap rakyat yang lain.
Namun ke meragu
Ku melihat di sana ada seorang rakyat
yang lari dari aturan Tuhan
Ku melihat seorang ayah
yang membrunuh anaknya
Ku lihat di sana ada seorang istri
yang mengkhianati suaminya
Ku lihat di sana ada seorang anak
yang merendahkan orangtuanya
Dan ku berpikir apakah jangan-jangan
pemerintah adalah cerminan dari kita semua
dari bangsanya sendiri
Mari kita terus mengintrospeksi diri kita
Jadikan diri kita lebih baik
dan teruslah mau menasehati dan mendidik
diri kita, anak-anak kita, lingkungan kita
Semoga kelak dari tengah-tengah kita,
lahirlah pemimpin-pemimpin terbaik untuk bangsa,
itu saja doaku
Hatiku yang sempat lelah
seperti melihat secercah harapan
dan harapan itu ternyata dimulai dari diri sendiri
Ya, diri sendiri
Bersemangatlah terus memperbaiki diri
dan semoga semangat juga menular
pada anak cucu kelak,
pada orang-orang di sekitar,
semangat menjadi baik
Semoga ini menjadi awalan untuk kita bisa
memberi manfaat untuk tanah air ini.
Karya Dian Sabrina