Luminasia, Makassar - Dalam rangka memperingati semangat perjuangan R.A. Kartini serta meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya peran dan pemberdayaan perempuan di era milenial, Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Makassar Sanctus Albertus Magnus Periode 2024/2025 mengadakan diskusi publik bertajuk "Kartini Milenial: Mewujudkan Perempuan Berdaya."
Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2025, mulai pukul 18.00 WITA hingga selesai, bertempat di Margasiswa PMKRI Makassar, Jl. Dr. Soetomo No. 08. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai organisasi dan komunitas di Makassar.
Diskusi menghadirkan empat narasumber dari berbagai organisasi kemahasiswaan, yakni Siska Buratasik dari GMKI Cabang Makassar, Sarina F. Fahri dari GMNI Kota Makassar, Gabriella Septili dari PMKRI Cabang Makassar, serta Sitti Nurhabiba "Canone" dari HMI Cabang Gowa Raya. Diskusi dipandu oleh Maria G. Atdjas dari Pengurus PMKRI Komisariat Megarezky Makassar.
Acara diawali dengan sambutan dari Michael Angelo Tandiayu', selaku Ketua Presidium Kaderisasi (PPK) PMKRI Cabang Makassar, yang menekankan pentingnya peran aktif perempuan dalam membawa perubahan sosial di tengah masyarakat modern.
Dalam pemaparannya, Nurhabiba menegaskan pentingnya memperlakukan perempuan dengan layak. Ia mengatakan, "Bukan berarti perempuan tidak butuh laki-laki. Berpikir begitu berarti kita masih dalam belenggu. Perempuan harus diperlakukan selayaknya manusia. Itu yang harus dilakukan oleh laki-laki."
Sementara itu, Sarina menyampaikan perspektifnya mengenai agama dan perempuan. Ia mengatakan, "Agama sebenarnya ada untuk melindungi perempuan, tapi ada oknum yang menyelewengkannya sehingga ada patriarki dalam agama. Padahal dalam Kristen ada figur seperti Bunda Maria, perempuan suci dan di Islam ada Siti Khadijah, pebisnis perempuan yang bahkan lebih berada dari Nabi Muhammad."
Diskusi berlangsung dinamis dengan antusiasme peserta yang aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi tentang upaya konkret untuk mendorong pemberdayaan perempuan di berbagai sektor.
Kegiatan diakhiri dengan pembagian piagam penghargaan kepada para narasumber serta sesi foto bersama seluruh peserta sebagai bentuk dokumentasi dan apresiasi atas kontribusi mereka dalam diskusi publik tersebut.