Luminasia.id, Makassar - PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), salah satu subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging, dan Shipyard (MEPS), terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan layanan pemanduan, khususnya di wilayah perairan sungai yang memiliki konstruksi jembatan. Fokus peningkatan keselamatan kali ini diarahkan pada layanan pemanduan di bawah jembatan.
SVP Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick, dalam rilisnya Rabu (4/5/2025) menjelaskan bahwa layanan pemanduan di perairan sungai dengan jembatan memiliki karakteristik yang cukup unik dan menantang. Selain dipengaruhi oleh kondisi aliran sungai, faktor lain seperti cuaca, ketinggian dan lebar jembatan, serta jenis kapal yang melintas turut berperan penting dalam menentukan kelancaran aktivitas pemanduan.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul, SPJM menginisiasi langkah-langkah peningkatan keselamatan (safety improvement) secara bertahap di area bawah jembatan.
Pada tahap pertama, SPJM telah merealisasikan pengadaan alat pengukur ketinggian muatan dan indikator ketinggian permukaan air (water level indicator) di sejumlah lokasi. Di Pelabuhan Samarinda, alat pengukur ketinggian muatan telah dipasang di Jembatan Martadipura sebanyak dua unit dan di Jembatan Mahakam sebanyak empat unit.
Sementara itu, dua unit water level indicator telah diadakan untuk Jembatan Mahakam. Untuk Jembatan Martadipura, pengadaan dilakukan melalui kerja sama dengan pemilik barang yang beroperasi di kawasan tersebut.
Selain di Mahakam dan Martadipura, SPJM juga tengah mempersiapkan instalasi alat serupa di wilayah kerja lainnya seperti Palembang, Jambi, Tanjung Redeb, dan Tembilahan.
Total, sembilan unit alat pengukur ketinggian muatan dan delapan unit water level indicator saat ini sedang dalam proses persiapan untuk mendukung layanan pemanduan di bawah jembatan di wilayah-wilayah tersebut.
Seiring dengan pengadaan alat, SPJM juga melakukan tinjauan ulang dan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) atau petunjuk kerja (Working Instruction) layanan pemanduan di bawah Jembatan Mahakam dan Martadipura.
Tubagus Patrick menambahkan bahwa setelah tahap pertama selesai, perusahaan akan melanjutkan ke tahap kedua yang bersifat intermediate. Pada tahap ini, SPJM akan menyiapkan alat sensor arus air (water current sensor), sensor ketinggian air (water level sensor), dan alat pengukur jarak berbasis laser (laser range finder), yang akan dipasang di Jembatan Mahakam Samarinda dan Jembatan Ampera Palembang.
Setelah tahap kedua rampung, SPJM juga telah merancang tahap ketiga yang akan melibatkan pemasangan sensor AI untuk pengukuran ketinggian secara canggih menggunakan teknologi CCTV analytics di area Jembatan Mahakam.
Teknologi ini diharapkan dapat memberikan deteksi dan peringatan dini secara real-time guna mendukung peningkatan keselamatan pelayaran.
Patrick menegaskan bahwa seluruh tahapan ini memerlukan proses dan kerja sama dari berbagai pihak agar dapat berjalan optimal.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan keselamatan dan keandalan layanan, SPJM juga telah menambahkan satu unit kapal tunda escort di Jembatan Mahakam yang sudah beroperasi sejak Februari 2025.