Makassar – Aktivitas lari yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas Sunarti Anwar, Sales & Marketing Head Browcyl, ternyata bermula dari sebuah keterpaksaan.
Sejak bergabung di Browcyl pada 1 Januari 2021, ia dihadapkan pada aturan internal perusahaan yang mewajibkan seluruh karyawan menjaga work-life balance melalui kegiatan olahraga terjadwal.
Pasalnya, kantor tempat ia bekerja mewajibkan olahraga rutin demi menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi alias work-life balance.
“Stres kerja tinggi, jadi semua karyawan wajib olahraga. Bukan pilihan, tapi kewajiban,” kata Narti sambil tertawa.
Nantinya, kerajinan dalam olahragaini menjadi bagian dari penilaian KPI di akhir tahun.
Setiap Selasa dan Kamis, ada jadwal lari bareng bersama tim kantor. Selain itu, ada juga olahraga lain seperti bulu tangkis dan futsal juga jadi kegiatan rutin.
Menariknya, olahraga ini tak bisa dilakukan sembunyi-sembunyi: semua karyawan wajib menyetor bukti berupa foto ikut kegiatan, dan bahkan ada setoran pribadi.
Dari semua pilihan, Narti akhirnya memilih lari. "Lari karena mudah. Tidak perlu ada alat dan keahlian apapun. Tapi ya itu, bukan langsung suka lari," paparnya
“Awalnya sangat malas. Tiap jadwal lari rasanya terpaksa. Tapi karena harus ikut dan nggak bisa mengelak, ya dijalani saja. Lama-lama jadi terbiasa, dan akhirnya, suka dan ketagihan,” ungkapnya.
Dukungan perusahaan terhadap kegiatan lari sangat besar. Setiap kali ada event lari yang bonafide, kantor bahkan menanggung tiket untuk para pegawai yang ikut.
“Pokoknya kalau ada event lari yang bagus, dibayarin kantor. Seperti Makassar Half Marathon kemarin. Tapi tetap harus setor lari juga,” ucapnya sambil senyum simpul.
Narti mengaku lebih memilih lari karena menurutnya olahraga ini tak memerlukan keahlian khusus. Dulu ia hanya mulai dari jalan cepat, lalu naik level ke lari. Kini, ia sudah pernah ikut 5K, 10K, bahkan 21K.
Salah satu pengalaman tak terlupakan terjadi saat pertama ikut race. Ia berniat mendaftar 5K, tapi temannya justru mendaftarkannya ke 10K. Itu terjadi pada event Pipo Run 2023.
“Waktu itu kesal dan panik, karena belum pernah lari sejauh itu. Apalagi malam-malam. Tapi sekarang malah jadi lucu kalau diingat. Itu jadi 10 k pertama saya dan medali pertama saya juga,” ceritanya sambil tertawa.u
Kini, tiap hari Minggu, Narti punya kebiasaan baru: lari dari Citra Garden ke kantor Browcyl di Pettarani. Dulu lari adalah beban, sekarang jadi candu.
“Dulu lari karena dipaksa, sekarang malah cari-cari event lari sendiri. Lucu juga ya,” tutupnya.
Tak tanggung-tanggung, tim lari Browcyl Makassar pernah lari sampai di Singapura. "Pokonya kalau ada ke luar kota wajib bawa sepatu lari dan lari si sana," tutupnya.