LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Kemajuan teknologi membuat siapa saja bisa berinvestasi dengan mudah hanya bermodalkan ponsel dan koneksi internet.
Namun, di balik kemudahan itu, risiko penipuan juga terus mengintai, terutama dengan modus iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat.
Fenomena ini sering terlihat di pesan pribadi, grup WhatsApp, hingga promosi masif di media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Direktur Retail Markets & Technology PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas), Teddy Wishadi, mengungkapkan bahwa pelaku penipuan semakin canggih dan terorganisir dalam mengelabui calon investor.
Ia menjelaskan, beberapa modus yang kerap digunakan pelaku adalah membuat promosi “too good to be true” di media sosial atau pesan instan.
“Penipu membuat iklan dengan testimoni dan visual profesional untuk menjanjikan imbal hasil tinggi dalam waktu sangat cepat,” kata Teddy.
Selain itu, pelaku juga kerap menghubungi calon korban secara langsung melalui DM atau pesan WhatsApp, mengaku sebagai perwakilan dari perusahaan sekuritas resmi.
“Sering kali pelaku ini terlihat sangat persuasif, bahkan memanfaatkan logo dan atribut resmi dari sebuah institusi untuk membuat calon korban yakin,” imbuhnya.
Ada juga pelaku yang berpura-pura sebagai karyawan resmi dari sebuah institusi, tetapi tidak dapat menunjukkan identitas yang sah.
“Biasanya terdapat tanda mencurigakan seperti alamat email tidak resmi, akun media sosial palsu, hingga nomor WhatsApp pribadi yang digunakan untuk komunikasi,” ungkap Teddy.
Selain itu, pelaku juga dapat meminta data pribadi, kode OTP, atau bahkan rincian akun finansial korban untuk kemudian disalahgunakan.
“Tujuan dari langkah ini jelas, yaitu mengakses dan mencuri dana dari akun korban,” tegas Teddy.
Tidak hanya itu, pelaku juga kerap mengulur waktu dengan berbagai alasan, sambil terus mendorong korban untuk menyetor lebih banyak uang dengan janji imbal balik yang tidak pernah terbukti nyata.
“Yang perlu diingat, tidak ada keuntungan besar yang datang tanpa risiko,” kata Teddy, mengingatkan calon investor untuk selalu waspada.
Menurut Teddy, edukasi keuangan dan verifikasi informasi dari pihak terpercaya adalah langkah awal paling krusial bagi siapa pun yang ingin berinvestasi dengan aman.
“Investasi bukan soal mengejar keuntungan semata, tetapi juga memahami risiko dan memastikan platform yang digunakan memang kredibel,” tegasnya.
BNI Sekuritas juga memberikan beberapa langkah antisipasi agar masyarakat terhindar dari penipuan, yakni: tidak tergiur tawaran imbal hasil tinggi dalam waktu singkat, memverifikasi identitas pihak yang menghubungi, tidak membagikan data pribadi maupun kode OTP, tidak melakukan transaksi ke rekening pribadi, serta mengutamakan komunikasi dengan kantor cabang atau kanal resmi dari pihak terkait.
Saat ini, nasabah dapat menghubungi BNI Sekuritas melalui situs resmi di www.bnisekuritas.co.id dan https://www.bions.id/, Call Center 14016 atau (021) 2554-3946, WhatsApp resmi 0822-9922-1946, email customercare@bnisekuritas.co.id, akun Instagram resmi @bnisekuritas46 dan @bions.official, serta Facebook resmi BNI Sekuritas dan BIONS by BNI Sekuritas.
Pihak BNI Sekuritas juga menekankan bahwa mereka tidak pernah meminta nasabah mentransfer uang ke rekening pribadi dan tidak pernah menghubungi nasabah dari akun yang tidak terverifikasi.
“Berinvestasi di era digital memang mempermudah siapa pun, tetapi juga membutuhkan kewaspadaan ekstra. Jangan hanya fokus pada imbal hasil semata, pastikan setiap langkah yang diambil berdasarkan informasi valid dari pihak resmi. Investasi yang cerdas dimulai dari keputusan yang aman dan terinformasi,” tutup Teddy.