LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Halodoc mengajak orang tua untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak secara menyeluruh.
Sebagai pionir layanan kesehatan digital di Indonesia, Halodoc menekankan pentingnya langkah preventif pada setiap tahap usia anak.
Ajakan ini diwujudkan melalui webinar Health Talk by Halodoc edisi spesial Hari Anak Nasional, Selasa (22/7/2025).
Webinar tersebut membahas berbagai aspek penting dalam menjaga kesehatan anak, mulai dari vaksinasi, pemenuhan nutrisi, hingga pemeriksaan kesehatan rutin.
Tumbuh kembang anak tidak berhenti menjadi perhatian setelah melewati 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Anak usia sekolah tetap menghadapi risiko penyakit menular serta tantangan tumbuh kembang yang kompleks.
Karena itu, vaksinasi lanjutan, asupan gizi seimbang, dan pemeriksaan berkala tetap dibutuhkan.
Sayangnya, banyak orang tua masih melewatkan vaksinasi anak yang telah melewati usia dua tahun.
“Saya sering menemukan orang tua beranggapan vaksinasi hanya penting sampai anak berusia 2 tahun,” kata dr. Jessica Sugiharto, Sp.A, Mitra Dokter Spesialis Anak Halodoc.
“Padahal setelah 1.000 HPK, anak tetap membutuhkan vaksin lanjutan dan booster untuk perlindungan optimal,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemantauan tumbuh kembang fisik dan mental anak secara rutin.
Selain itu, menurutnya, pemberian vitamin seperti vitamin D dan zat besi juga perlu diperhatikan jika kebutuhan harian belum terpenuhi.
Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan cakupan vaksinasi anak usia sekolah belum merata di seluruh Indonesia.
Cakupan vaksin Campak Rubela untuk kelas 1 SD tercatat 93,8%, namun DT hanya 90,3% dan Td kelas 2 SD sebesar 91,9%.
Ketimpangan ini turut menjadi faktor munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti campak dan difteri di beberapa wilayah.
Fibriyani Elastria, Chief Marketing Officer Halodoc, menyebut Hari Anak Nasional sebagai momentum penting untuk membangun kesadaran.
“Bagi Halodoc, Hari Anak Nasional adalah pengingat pentingnya menjaga kesehatan anak sebagai pondasi dan investasi masa depan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa satu dari tiga pengguna Halodoc adalah orang tua.
“Kami ingin mendorong mereka untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan anak secara holistik di setiap tahap fase kehidupan,” jelas Fibriyani.
Ia menambahkan bahwa pada semester I 2025, pemesanan vaksin anak melalui Halodoc meningkat 74% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Vaksin flu dan demam berdarah menjadi dua jenis vaksin yang paling banyak dipesan.
Peningkatan ini paling terlihat di wilayah Jabodetabek.
Meski tren positif terlihat, Fibriyani menyebut perlunya kolaborasi semua pihak agar perlindungan anak merata di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data Halodoc, pemesanan vaksin anak cenderung meningkat pada awal tahun dan masa libur sekolah.
“Sekitar 15 persen pemesanan dilakukan secara kolektif oleh keluarga,” tambahnya.
Dalam webinar, dr. Jessica juga menyoroti risiko jika anak tidak divaksinasi tepat waktu.
“Penyakit yang sudah dikendalikan bisa muncul kembali, dan komplikasinya bisa berat,” ujarnya.
Ia menyebut risiko seperti pneumonia, ensefalitis, kelumpuhan, bahkan kematian bisa terjadi.
Dengan vaksinasi tepat waktu, anak bukan hanya terlindungi, tapi juga berkontribusi menciptakan herd immunity.
“Anak sehat hari ini adalah modal masa depan yang produktif,” tutup dr. Jessica.