Luminasia, Jakarta, 30 Juli 2025 — PT Vale Indonesia Tbk (IDX: INCO) berhasil mencatatkan kinerja operasional yang solid pada triwulan kedua tahun 2025 (2T25), dengan peningkatan produksi dan efisiensi yang mendorong pendapatan serta stabilitas operasional perusahaan di tengah fluktuasi harga komoditas global.
Selama 2T25, volume produksi nikel dalam matte mencapai 18.557 metrik ton (t), meningkat 9% dibandingkan triwulan sebelumnya (1T25) dan naik 12% secara tahunan dibandingkan 2T24. Total produksi selama paruh pertama 2025 (1H25) mencapai 35.584 t, meningkat 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kami tetap optimis terhadap prospek produksi dan yakin akan kemampuan kami untuk mempertahankan stabilitas operasional sepanjang sisa tahun ini,” ujar Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale, Abu Ashar. Ia menambahkan, target produksi tahun 2025 ditingkatkan menjadi sekitar 71.234 t nikel dalam matte.
Kinerja operasional yang stabil juga tercermin dari volume pengiriman yang naik menjadi 18.023 t pada 2T25, dari sebelumnya 17.096 t pada 1T25. Rata-rata harga realisasi nikel matte meningkat menjadi US$12.091 per ton, dibandingkan US$11.932 pada triwulan sebelumnya, yang mendorong pendapatan naik menjadi US$220,2 juta—bertambah 7% dari US$206,5 juta pada 1T25.
Meski EBITDA mengalami penurunan dari US$51,7 juta pada 1T25 menjadi US$40 juta pada 2T25, perusahaan tetap mencatatkan laba bersih sebesar US$3,5 juta.
“Kami akan memiliki baseline yang lebih kuat mulai paruh kedua tahun ini. Kami telah mencapai kesepakatan baru untuk penetapan harga nikel matte dengan para pelanggan dan juga memperoleh persetujuan revisi RKAB untuk sekitar 2,2 juta ton bijih saprolit dari blok Bahodopi,” ungkap Rizky Putra, Direktur dan Chief Financial Officer PT Vale.
Pengeluaran kas perusahaan pada 2T25 tercatat sebesar US$96,4 juta untuk belanja modal, turun dari US$128,1 juta pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, posisi kas dan setara kas per 30 Juni 2025 berada di angka US$506,7 juta, turun dari US$601,4 juta pada akhir Maret 2025.
Terkait konsumsi energi, PT Vale mencatat peningkatan penggunaan bahan bakar minyak (HSFO) dan batubara seiring peningkatan produksi. Volume konsumsi HSFO naik menjadi 380.751 barel, sementara batubara mencapai 127.291 t. Harga rata-rata HSFO turun 1% menjadi US$83,42 per barel, dan harga batubara turun signifikan 19% menjadi US$131,55 per ton. Sebaliknya, harga diesel naik 8% menjadi US$0,85 per liter.
Penurunan harga batubara mencerminkan tren pasar global, serta hasil dari strategi pengadaan material curah yang efisien. Selain itu, penghematan juga dilakukan melalui pengendalian biaya operasional dan pengeluaran korporat lainnya.
PT Vale menegaskan komitmennya untuk mempertahankan disiplin keuangan yang kuat, serta terus mendorong efisiensi biaya dan produktivitas demi memastikan daya saing jangka panjang dan keunggulan operasional.