LUMINASIA.ID, MAKASSAR –
ChatGPT said:
Film Perempuan Pembawa Sial ini merupakan film terbaru sutradara Fajar Nugros yangmenandai kembalinya ia ke genre horor setelah sebelumnya sukses dengan film Inang (2022).
Film berdurasi 97 menit ini diproduksi oleh IDN Pictures dan pertama kali diputar di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2024.
Dalam festival tersebut, Perempuan Pembawa Sial berhasil meraih penghargaan Best Editing.
Sinopsis Perempuan Pembawa SIal
Cerita film ini berfokus pada tokoh Mirah (Raihaanun), seorang perempuan berusia 32 tahun yang hidup dengan kutukan Bahu Laweyan.
Setiap pria yang mencintainya selalu berakhir tragis, membuat Mirah dijauhi masyarakat dan dicap pembawa sial.
Hidupnya berubah saat bertemu Bana (Morgan Oey), pemilik warung makan yang tulus mencintainya.
Namun kutukan itu ternyata ulah adik tirinya, Puti (Clara Bernadeth), yang menyimpan dendam masa lalu.
Konflik pun berkembang ketika Mirah harus memilih antara cinta, balas dendam, atau berjuang mematahkan kutukan yang menghantuinya.
Selain tiga karakter utama tersebut, film ini juga menampilkan Sunyoto (Rukman Rosadi), bos pabrik wig yang menyimpan sisi gelap.
Ada pula Lasmi (Aurra Kharisma), sosok Laweyan yang datang bersama delman dengan kusir tanpa kepala untuk menjemput korban.
Mbah Warso (Didik Nini Thowok), seorang make-up artist pengantin yang dihormati di kampung Mirah, menambah nuansa mistis.
Sementara Aryo (Banyu Bening), suami pertama Mirah, berakhir tragis karena kutukan dan terus menghantui istrinya bahkan setelah kematian.
Perempuan Pembawa Sial menghadirkan horor elegan dengan sentuhan budaya lokal.
Inspirasi cerita datang dari mitos Jawa Bahu Laweyan yang dipadukan dengan kisah klasik Bawang Merah Bawang Putih.
Film ini dieksekusi dengan tema sibling rivalry dan simbol karma masa lalu yang kuat.
Di balik layar, film ini digarap oleh tim berpengalaman.
Fajar Nugros duduk sebagai sutradara sekaligus penulis naskah bersama Husein M. Atmodjo.
Susanti Dewi menjadi produser, dengan Winston Utomo dan William Utomo sebagai eksekutif produser.
Sinematografi dikerjakan oleh Wendy Aga, tata artistik oleh Angela Halim, kostum oleh Fadillah Putri Yunidar, dan tata rias serta efek khusus oleh Cherry Wirawan.
Proses penyuntingan dipercayakan kepada Wawan Idati Wibowo, dengan musik digarap oleh Ricky Lionardi.
Efek visual ditangani oleh Aftertake Post Production, Skybox Digital, dan The Organism.
Sebagai rumah produksi, IDN Pictures konsisten menghadirkan film yang dekat dengan generasi Milenial dan Gen Z.
Beberapa karya mereka sebelumnya antara lain Qorin, Sleep Call, Srimulat, Seni Memahami Kekasih, Inang, dan Balada Si Roy.
Melalui Perempuan Pembawa Sial, IDN Pictures dan Fajar Nugros ingin menyajikan horor berakar pada mitos lokal namun dikemas modern.
Film ini mengangkat cerita tentang kutukan, dendam, dan pilihan hidup dengan konsekuensi yang mencekam.
Penonton diajak merasakan pengalaman horor yang berbeda sekaligus menyelami konflik keluarga dengan balutan budaya Jawa.