Polres Bone bergerak cepat menindaklanjuti video viral di media sosial yang memperlihatkan dugaan pungutan liar (pungli) oleh dua oknum anggota Polsek Cina.
Kapolres Bone, AKBP Sugeng Setio Budhi, menegaskan pihaknya langsung melakukan langkah tegas meski belum ada laporan resmi yang masuk dari masyarakat.
“Kami memahami keresahan masyarakat terkait video yang beredar. Meski belum ada laporan resmi yang masuk ke Polres Bone, kasus ini tetap kami tindak lanjuti dengan serius,” ujarnya, Rabu (1/10/2025).
Dua oknum polisi yang diduga terlibat kini telah diamankan dan ditempatkan di tempat khusus (patsus) sel Propam Polres Bone.
“Kasusnya sudah naik ke tahap penyidikan dan dalam waktu dekat akan disidangkan dalam kode etik,” tambah Kapolres.
Ia juga memastikan perkara pidana pencurian ikan yang sebelumnya ditangani Polsek Cina sudah dialihkan ke Satreskrim Polres Bone agar penanganannya lebih profesional dan transparan.
Kasipropam Polres Bone, AKP Muhammad Ali, menegaskan pihaknya tidak akan memberikan toleransi kepada anggota yang mencederai nama baik institusi.
“Propam tidak akan memberi toleransi kepada anggota yang melanggar. Kedua oknum sudah diamankan untuk pemeriksaan intensif, dan akan dihadapkan ke sidang kode etik Polri,” tegasnya.
Ia berharap langkah tegas ini menjadi peringatan bagi seluruh personel agar menjaga integritas, disiplin, serta mengedepankan pelayanan humanis kepada masyarakat.
Polres Bone menegaskan komitmennya menjaga kepercayaan publik dengan menindak tegas setiap pelanggaran internal.
“Untuk masyarakat Kabupaten Bone jika menemukan kasus serupa silakan laporkan. Jangan takut,” tandas AKP Muhammad Ali.
Dua oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone, Sulawesi Selatan, diduga terlibat praktik pungutan liar (pungli) sebesar Rp10 juta terhadap seorang warga bernama Saung (38). Keduanya kini telah diamankan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.
Kasus ini mencuat setelah sebuah video beredar di media sosial. Dalam rekaman tersebut, Saung terlihat bertemu dengan seorang pria berinisial ARS di sebuah warung kopi, bersama seorang pria lain yang mengenakan topi.
Dalam pertemuan itu, Saung mengatakan keluhannya terkait permintaan uang oleh oknum Polsek Cina sebagai syarat untuk memproses laporan kasus pencurian yang menimpanya.