LUMINASIA.ID, JAKARTA - Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI di Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta (37), terus menjadi perhatian publik, terutama setelah Subdit Jatanras Polda Metro Jaya menangkap salah satu otak di balik kejahatan tersebut, Dwi Hartono alias DH.
Dilansir detikcom dan CNN Indonesia, Dwi Hartono bukan sosok yang asing bagi banyak orang. Ia dikenal sebagai pengusaha bimbingan belajar online (bimbel) dan mahasiswa Magister Manajemen di FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) Kampus Jakarta.
Penangkapan DH dilakukan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8) malam bersama dua tersangka lainnya, YJ dan AA. Sehari kemudian, tersangka C alias Ken diamankan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Polisi menyebut keempatnya adalah aktor intelektual dalam kasus penculikan ini.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyebutkan, “Benar, DH adalah seorang pengusaha bimbel online dan merupakan salah satu dari aktor intelektual penculikan.”
Sosok Dwi Hartono kian menarik perhatian ketika wartawan detikcom mendatangi rumah mewah miliknya di kawasan perumahan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Rabu (27/8). Rumah dua lantai bernomor Q8 dan Q9 berdiri berdampingan dengan cat dominan putih dan pagar bercat kuning. Di balkon rumah Q8 terdapat logo “GURUKU,” merek bimbel yang ia dirikan, sementara di garasi tampak tulisan “WD Fashion.” Rumah Q9 memiliki plang bertuliskan “Klan Hartono.”
Lingkungan rumah ini terletak di pinggir Jalan Fransisco yang cukup ramai. Namun, saat didatangi, suasana rumah tampak sepi, hanya sesekali terlihat asisten rumah tangga. Menurut tetangga, Dwi jarang terlihat keluar masuk dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar kota.
Profil Dwi Hartono juga mencuat dari kampung halamannya di Rimbo Bujang, Tebo, Jambi. Dilansir detikSumbagsel dan CNN Indonesia, Dwi dikenal sebagai sosok yang ramah dan dermawan.
Jay Saragih, salah satu warga setempat, mengatakan, “Yang kami kenal orangnya humble, dia motivator juga. Dia suka menolong, kalau ada acara di Rimbo Bujang ini dia siap membantu sebagai (pemberi) sumbangan.”
Bahkan, Dwi pernah menyumbang ambulans untuk desa dan kerap mengadakan acara besar, seperti pengajian akbar yang menghadirkan ustaz terkenal dan reuni sekolah yang mendatangkan artis ibu kota.
Salah satu cerita yang membuat warga kagum adalah kebiasaannya mudik menggunakan helikopter. “Dia pernah ke Rimbo Bujang ini naik helikopter, jadi setahu orang di sini, dia sangat kaya,” ungkap Jay.
CNN Indonesia juga melaporkan bahwa Dwi sempat berencana maju sebagai calon Bupati Tebo pada Pilkada 2024. Menurut Jay, banyak warga mendorongnya karena sosoknya yang dermawan, namun Dwi akhirnya mengundurkan diri.
“Ceritanya ada keinginan dia dulu pernah mau maju menjadi Bupati Tebo. Tapi menjelang pilkada tidak ada kepastian, dia enggak pernah nampak lagi,” kata Jay.
Keluarga Dwi masih tinggal di Rimbo Bujang dan memiliki usaha toko grosir. Di mata warga, keluarga ini dikenal mapan dan disegani.
Namun, di balik citra positif tersebut, nama Dwi Hartono kini terseret kasus kriminal serius. Polisi menyebut penculikan terjadi di parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8). Korban kemudian dibawa ke Serang Baru, Bekasi, dan ditemukan tewas keesokan harinya.
Subdit Jatanras Polda Metro Jaya sebelumnya juga menangkap empat tersangka lain yang disebut sebagai eksekutor, yaitu Eras, AT, RS, dan RAH. Mereka ditangkap di lokasi berbeda, termasuk Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, dan Jalan Johar III, Jakarta Pusat.
Terkait status akademiknya, UGM menonaktifkan Dwi Hartono dari seluruh kegiatan kampus.
Juru bicara UGM, I Made Andi Arsana, menjelaskan, “DH telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik Semester Gasal 2025/2026 sebagai bentuk dukungan terhadap proses hukum yang tengah berlangsung.”
Ia menambahkan bahwa keputusan ini diambil setelah adanya koordinasi internal dan surat resmi dari Dekan FEB UGM, Didi Achjari, menyusul konfirmasi status hukum mahasiswa tersebut.
Sumber: CNN dan Detik
