Langsung ke konten
DuaSisi
  • HIBURAN
  • RAGAM
  • EKONOMI
  • VIRAL
  • PERISTIWA
  • OPINI
  • EDUKASI
  • GAYA HIDUP
  • SENI
  • VIDEO
  • MAKASSAR
  • INDEKS
Beranda Seni

PUISI: Sajak Ibunda

Selasa, 28 Mei 2024 10:45
Editor: Admin
  • Bagikan
WS Rendra

Buat Anda yang sedangmencari karya puisi t entang ibu, ini adalah puisi tentang Ibu dari WS Rendra

Sajak Ibunda

(oleh W.S. Rendra)

 

Mengenangkan ibu

adalah mengenangkan buah-buahan.

Istri adalah makanan utama.

Pacar adalah lauk-pauk.

Dan Ibu

adalah pelengkap sempurna

kenduri besar kehidupan.

Wajahnya adalah langit senja kala.

Keagungan hari yang telah merampungkan tugasnya.

Suaranya menjadi gema

dari bisikan hati nuraniku.

Mengingat ibu

aku melihat janji baik kehidupan.

Mendengar suara ibu,

aku percaya akan kebaikan manusia.

Melihat foto ibu,

aku mewarisi naluri kejadian alam semesta.

Berbicara dengan kamu, saudara-saudaraku,

aku pun ingat kamu juga punya ibu.

Aku jabat tanganmu,

aku peluk kamu di dalam persahabatan.

Kita tidak ingin saling menyakitkan hati,

agar kita tidak saling menghina ibu kita masing-masing

yang selalu, bagai bumi, air dan langit,

membela kita dengan kewajaran.

Maling juga punya ibu. Pembunuh punya ibu.

Demikian pula koruptor, tiran, fasis,

wartawan amplop, anggota parlemen yang dibeli,

mereka pun punya ibu.

Macam manakah ibu mereka?

Apakah ibu mereka bukan merpati di langit jiwa?

Apakah ibu mereka bukan pintu kepada alam?

Apakah sang anak akan berkata kepada ibunya:

“Ibu aku telah menjadi antek modal asing;

yang memproduksi barang-barang yang tidak mengatasi

kemelaratan rakyat,

lalu aku membeli gunung negara dengan harga murah,

sementara orang desa yang tanpa tanah

jumlahnya melimpah.

Kini aku kaya.

Dan lalu, ibu, untukmu aku beli juga gunung

 bakal kuburanmu nanti.”

Tidak. Ini bukan kalimat anak kepada ibunya.

Tetapi lalu bagaimana sang anak

akan menerangkan kepada ibunya

tentang kedudukannya sebagai

 tiran, koruptor, hama hutan,

 dan tikus sawah?

Apakah sang tiran akan menyebut dirinya

 sebagai pemimpin revolusi?

Koruptor dan antek modal asing akan

 menamakan dirinya sebagai pahlawan pembangunan?

Dan hama hutan serta tikus sawah akan

 menganggap dirinya sebagai petani teladan?

Tetapi lalu bagaimana sinar pandang mata ibunya?

Mungkinkah seorang ibu akan berkata:

“Nak, jangan lupa bawa jaketmu.

Jagalah dadamu terhadap hawa malam.

Seorang wartawan memerlukan kekuatan badan.

O, ya, kalau nanti dapat amplop,

tolong belikan aku udang goreng.“

Ibu, kini aku makin mengerti nilaimu.

Kamu adalah tugu kehidupanku,

yang tidak dibikin-bikin dan hambar seperti Monas dan Taman Mini.

Kamu adalah Indonesia Raya.

Kamu adalah hujan yang dilihat di desa.

Kamu adalah hutan di sekitar telaga.

Kamu adalah teratai kedamaian samadhi.

Kamu adalah kidung rakyat jelata.

Kamu adalah kiblat nurani di dalam kelakuanku.

Tags: karya puisi puisi WS Rendra

Baca Juga

PUISI: Cerminan Bangsaku
PUISI: Cerminan Bangsaku
Puisi: Mengapa?
Puisi: Mengapa?

Populer

  • 1
    RisetCar Sosialisasi Investasi Platform Mobil Otonom di Polrestabes Makassar, Bagi Hasil Hingga 50 Persen
  • 2
    Pemenang MTQ Mahasiswa Diumumkan di Milad ke-62 Unismuh Makassar, Ini Dia Nama Pemenangnya
  • 3
    Eyelash, Nail Art dan Alis Itu Wajib! Investasi Paling Penting PR Cantik Claro Eunice Imanuela
  • 4
    Penerima Pinjol Akan Masuk Sistem SLIK, Maksimal Ngutang 3 Kali Saja
  • 5
    Unismuh Makassar Tembus THE Impact Rankings 2025, Satu-satunya PTS di Indonesia Timur

Ekonomi

  • Sales Daihatsu Belajar Cara Jualan Digital Lewat TikTok atau Meta, hingga Cara Pakai Canva dan Chat GPTn
    Sales Daihatsu Belajar Cara Jualan Digital Lewat TikTok atau Meta, hingga Cara Pakai Canva dan Chat GPTn
  • CEO Delegasi Maritim Belanda Kagumi Inovasi Pelindo di Makassar New Port, Dorong Kolaborasi Internasional
    CEO Delegasi Maritim Belanda Kagumi Inovasi Pelindo di Makassar New Port, Dorong Kolaborasi Internasional
  • OJK Cabut Izin Usaha PT Sarana Sulteng Ventura karena Gagal Penuhi Ekuitas Minimum
    OJK Cabut Izin Usaha PT Sarana Sulteng Ventura karena Gagal Penuhi Ekuitas Minimum

Peristiwa

  • 6 Remaja Makassar Diamankan Polisi, Hobi Bikin Konten Viral Freestyle Motor dan Konvoi Liar
    6 Remaja Makassar Diamankan Polisi, Hobi Bikin Konten Viral Freestyle Motor dan Konvoi Liar
  • Doanya Minta Mesin Cuci, Petugas Kebersihan Unismuh Makassar Justru Dapat Hadiah Umrah
    Doanya Minta Mesin Cuci, Petugas Kebersihan Unismuh Makassar Justru Dapat Hadiah Umrah
  • Ditolak Naik Pesawat Air India karena Telat 10 Menit, Mahasiswi India Ini Selamat dari Kecelakaan Maut
    Ditolak Naik Pesawat Air India karena Telat 10 Menit, Mahasiswi India Ini Selamat dari Kecelakaan Maut
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Struktur
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Indeks
© 2024 - 2025 LUMINASIA.ID