Danantara Tertarik Investasi di GoTo di Tengah Isu Merger dengan Grab
LUMINASIA.ID, MAKASSAR – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan tengah menjajaki peluang investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), menyusul munculnya isu merger antara GoTo dan perusahaan teknologi asal Singapura, Grab Holdings.
Mengutip laporan Bloomberg pada Minggu (8/6/2025), Danantara disebut sudah melakukan diskusi awal dengan manajemen GoTo. Tujuannya adalah membuka peluang akuisisi saham minoritas jika proses penggabungan usaha dengan Grab benar-benar terealisasi.
Langkah Danantara ini dipandang sebagai bentuk antisipasi pemerintah Indonesia terhadap kekhawatiran meningkatnya dominasi asing di sektor teknologi nasional, apabila merger antara GoTo dan Grab terjadi. Dengan masuknya Danantara, pemerintah berpotensi memiliki sebagian saham dari entitas hasil merger tersebut.
Belum Ada Pernyataan Resmi
Hingga kini, pihak Danantara belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kabar penjajakan investasi tersebut. Namun, rumor terkait penggabungan antara dua raksasa layanan digital itu telah menjadi bahan pembicaraan publik selama beberapa bulan terakhir.
Kekhawatiran Dominasi Asing
Ekonom senior dari Bright Institute, Awalil Rizky, menilai bahwa isu merger GoTo dan Grab perlu dicermati secara serius oleh pemerintah. Ia menekankan pentingnya menjaga kedaulatan ekonomi digital Indonesia.
“Merger semacam ini bisa memperbesar dominasi asing dalam iklim usaha nasional. Pemerintah perlu berpihak pada pelaku lokal agar persaingan tetap sehat,” ujarnya dalam diskusi publik pada awal Mei 2025.
Grab Indonesia Angkat Bicara
Di sisi lain, Grab Indonesia memilih untuk tidak memberikan tanggapan mendalam mengenai spekulasi yang beredar. Kepala Urusan Publik Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menyatakan bahwa pihaknya saat ini fokus pada misi pemberdayaan pelaku usaha kecil dan individu yang ingin memperoleh penghasilan tambahan.
“Kami menyadari ada banyak spekulasi soal merger. Namun informasi tersebut belum diverifikasi, jadi kami tidak dalam posisi memberikan komentar lebih lanjut,” ujarnya dalam pernyataan resmi pada 15 Mei 2025.
Grab Tegaskan Komitmen Lokal
Menjawab kekhawatiran soal “dominasi asing”, Grab Indonesia menegaskan bahwa operasional mereka berbasis Penanaman Modal Asing (PMA) yang sah dan sesuai regulasi Indonesia. Tirza juga mengungkapkan bahwa hampir seluruh tim manajemen dan staf Grab Indonesia adalah warga negara Indonesia (WNI).
“Hingga saat ini, 99 persen dari seluruh karyawan kami merupakan WNI yang bekerja penuh di Indonesia. Hanya satu anggota manajemen berkewarganegaraan asing,” tambahnya.
Penutup & Relevansi Strategis
Kabar tentang potensi merger antara GoTo dan Grab, serta ketertarikan Danantara untuk masuk sebagai pemegang saham minoritas, menjadi bagian dari dinamika besar di sektor ekonomi digital Indonesia. Langkah ini juga memperlihatkan bagaimana negara mulai mengambil peran strategis dalam menjaga kemandirian industri teknologi nasional.
? Baca juga berita seputar investasi digital dan merger perusahaan teknologi lainnya hanya di Luminasia.id