Seorang pengemudi bernama Rusdamdiansyah atau Dandi meninggal dunia setelah dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, tepat di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Sementara itu, Budi Haryadi, anggota Satpol PP yang juga driver Grab, masih dalam kondisi kritis setelah nekat melompat dari lantai empat gedung DPRD Kota Makassar.
Hingga Minggu (31/8/2025), Budi Haryadi masih dirawat intensif di ICU RS Primaya Makassar dengan luka parah di bagian kepala.
Grab Turun Langsung
Manajemen Grab Indonesia langsung bergerak memberikan dukungan.
Halim Wijaya, Director of East Indonesia Operations Grab Indonesia, datang langsung ke RS Primaya Makassar untuk menjenguk Budi Haryadi.
“Mewakili manajemen Grab Indonesia, hari ini kami hadir di RS Primaya untuk mengunjungi Pak Budi Haryadi dan keluarganya. Kami memberikan doa serta dukungan supaya beliau bisa pulih kembali dengan cepat,” kata Halim.
Ia menegaskan, sejak menerima informasi, Grab segera mengirimkan tim ke rumah sakit untuk memastikan kondisi Budi mendapat penanganan maksimal.
“Kami ingin memastikan beliau mendapatkan perawatan secepat mungkin dan yang terbaik. Kami juga memberikan pendampingan agar keluarga tidak merasa sendirian menghadapi masa sulit ini,” lanjut Halim.
Santunan dan Dukungan
Sebagai bentuk tanggung jawab, Grab telah menyiapkan santunan bagi keluarga korban, baik untuk Rusdamdiansyah maupun Budi Haryadi.
“Kami berharap santunan ini bisa sedikit meringankan beban keluarga agar mereka bisa fokus pada pemulihan. Grab percaya bahwa setiap mitra adalah bagian dari keluarga besar kami,” ujar Halim.
Grab juga telah hadir langsung di rumah duka Rusdamdiansyah, memberikan penghormatan, santunan, dan dukungan moral kepada keluarga almarhum.
“Kami mendoakan almarhum Mas Dandi agar mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kekuatan,” ucap Halim.
Selain dukungan finansial, Grab tengah menyiapkan fitur baru bertajuk Grab Darurat.
Fitur ini memungkinkan mitra mengakses bantuan cepat melalui hotline, pusat bantuan, dan livechat khusus.
“Dengan fitur ini, kami ingin memastikan bahwa setiap mitra tidak pernah sendirian ketika menghadapi situasi darurat. Ada tim kami yang selalu siap mendampingi,” jelas Halim.
Dikira Meninggal, Begini Kondisi Terkini Budi Haryadi
Di sisi lain, kondisi Budi Haryadi masih belum stabil.
Ayahnya, Saharuddin, menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian Grab.
“Saya sangat berterima kasih kepada Grab yang sudah meluangkan waktu datang melihat langsung kondisi anak saya,” ujar Saharuddin.
Menurutnya, meski kritis, Budi sempat memberikan respons singkat.
“Tadi pagi dia sempat bilang, ‘Mana HP saya, mau balas chat. Mana anakku, mana motorku, isi bensin.’ Tapi sekarang kondisinya turun lagi.
Kepalanya cedera parah, banyak darah keluar dari mulut, hidung, dan telinga,” jelasnya.
Ia mengisahkan, malam kejadian Budi sedang bertugas sebagai anggota Satpol PP.
“Dia diperintah mendampingi dan membawa mobil ke gedung DPRD. Dia tidak ikut rapat, hanya mengantar teman-temannya,” katanya.
Sejak itu, keluarga terus mendampingi Budi di rumah sakit, berharap kesembuhannya.
Halim menegaskan bahwa Grab akan terus mendampingi keluarga para korban.
“Kami percaya bahwa komunikasi yang baik antara perusahaan, mitra, keluarga, dan pihak berwenang sangat penting di masa sulit ini. Kami akan terus hadir mendukung, baik secara moril maupun materiil,” ujarnya.
Ia juga memastikan bahwa Grab siap memberikan pendampingan hukum apabila diperlukan, demi menjamin hak-hak mitra tetap terlindungi.
“Tidak ada mitra yang sendirian menghadapi musibah. Kami selalu berdiri bersama mereka,” tambah Halim.
Sampai saat ini korban tewas akibat kerusuhan demo di Makassar menjadi empat orang.
Selain Rusdamdiansyah, tiga korban lainnya adalah Sarinawati (26), staf DPRD Makassar; Akbar Basri alias Abay (26), staf Humas DPRD; dan Syaiful (43), Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah.