Luminasia, Internasional – Sebuah pesawat jet produksi Boeing yang awalnya dijadwalkan untuk dikirim ke maskapai China harus dikembalikan ke Amerika Serikat akibat konflik tarif impor antara kedua negara.
Menurut laporan Tribunnews.Com, satu dari beberapa jet yang masih menunggu proses akhir dan serah terima ke maskapai China dikembalikan dari pusat penyelesaian Boeing di Zhoushan, China, sebagaimana diberitakan oleh Reuters.
Sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor yang memicu memanasnya perang dagang pada 2 April lalu, tiga unit pesawat 737 MAX baru telah diterbangkan dari fasilitas Boeing di Seattle menuju Zhoushan.
Satu unit lainnya tiba di Zhoushan pada minggu lalu. Di lokasi ini, Boeing menyelesaikan pemasangan interior dan pengecatan sebelum diserahkan kepada pembeli, menurut data dari Flightradar24.
Namun pada hari Jumat, salah satu pesawat dari pengiriman gelombang awal lepas landas kembali tanpa melalui proses penyerahan dan terbang dari Zhoushan menuju wilayah AS di Guam, yang menjadi titik transit dalam penerbangan melintasi Samudra Pasifik. Ini menunjukkan bahwa pesawat tersebut sedang dalam perjalanan kembali ke Seattle.
Perjalanan sejauh 5.000 mil itu dilakukan di tengah pengawasan ketat terhadap aktivitas bisnis Boeing di Tiongkok yang berkaitan dengan sengketa tarif.
Sumber lain menyebutkan bahwa pada awal pekan ini, Boeing menghadapi pembatasan impor dari pemerintah Tiongkok sebagai bagian dari eskalasi ketegangan terkait kebijakan tarif global "timbal balik" Presiden Trump.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Boeing, pemerintah China, maupun media lokal di Beijing mengenai situasi tersebut.
Sementara itu, sumber dari industri penerbangan dan kedirgantaraan menyatakan bahwa mereka belum menerima instruksi resmi terkait larangan pembelian pesawat Boeing.