Luminasia.id, Makassar - UPT SPF SD Inpres Malengkeri Bertingkat Makassarmenggelar kegiatan Festival of Culture sebagai bagian dari implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Fase C, Kearifan Lokal.
Mengangkat tema “Menumbuhkan Kreativitas dan Cinta terhadap Budaya Lokal”, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan siswa terhadap kekayaan budaya Indonesia sejak dini.
Kegiatan berlangsung meriah di halaman sekolah yang berlokasi di BTN Tabaria Blok F2/1, Kelurahan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Siswa-siswi menampilkan berbagai kreativitas, mulai dari peragaan busana adat, menyanyikan lagu daerah, menari tarian tradisional, memainkan permainan rakyat, hingga menyajikan aneka makanan tradisional.
Salah satu yang menarik perhatian adalah fashion show bertema daur ulang, di mana para siswa mengenakan busana hasil kreasi dari bahan bekas yang disulap menjadi pakaian unik dan menarik.
Tak hanya itu, juga diputar video buatan siswa siswi, terkait budaya tabe yang merupakan budaya permisi dengan siopan santun khas Bugis Makassar.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang edukasi penting tentang kepedulian lingkungan melalui pendekatan budaya.
“Festival ini adalah bentuk nyata dari komitmen kami sebagai sekolah yang bukan hanya peduli pada budaya, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan," ujar Kepala UPT SPF SD Inpres Malengkeri Bertingkat, Rosmiati, dalam sambutannya.
"Kami bersyukur karena SD Inpres Malengkeri Bertingkat saat ini telah meraih predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri, dan tengah berproses satu langkah lebih tinggi untuk menjadi Sekolah Adiwiyata ASEAN,” tambahnya.
Rosmiati juga menambahkan, pembiasaan cinta lingkungan dan budaya lokal harus berjalan beriringan sebagai fondasi karakter bangsa.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari para guru dan orang tua siswa yang ikut terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan.
Festival ini juga menjadi wadah kolaborasi seluruh warga sekolah dalam menanamkan nilai-nilai gotong royong, sopan santun, dan semangat “Budaya Tabe’” yang menjadi identitas masyarakat Bugis-Makassar