Appi Janji Pemkot Makassar Alokasikan 50 Persen APBD Untuk UMKM
LUMINASIA.ID, MAKASSART - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terus menunjukkan komitmennya mendorong pertumbuhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai motor penggerak perekonomian daerah.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin atau akrab disapa Appi, menegaskan bahwa dukungan terhadap pengusaha lokal menjadi prioritas utama kebijakan pemerintah kota.
Ia mengungkapkan, Pemkot Makassar bahkan telah mengalokasikan 50 persen anggaran belanja daerah untuk produk-produk lokal bagi UMKM.
Pernyataan itu disampaikan Appi saat hadir sebagai pembicara utama dalam Youthpreneur Fest 2025 yang mengangkat tema “Menjawab Kebutuhan Kewirausahaan Zaman Now yang Inklusif, Bermanfaat, dan Berbasis Teknologi.” Acara yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan (UKM-K) Universitas Muslim Indonesia (UMI) berlangsung di Auditorium Al Jibra, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (22/9/2025).
“Harapan kita, mahasiswa sebagai generasi muda Makassar memulai usaha dengan riset yang matang, perencanaan modal yang jelas,” ujarnya.
“Dan punya keberanian menjalin kemitraan, sehingga UMKM dapat tumbuh menjadi motor penggerak perekonomian dan menciptakan lapangan kerja baru,” lanjut Appi memotivasi ratusan mahasiswa UMI.
Menurutnya, generasi muda harus memandang UMKM sebagai penggerak utama perekonomian. “Tidak semua orang harus jadi PNS, polisi, atau dosen. Banyak pekerjaan di luar sana yang justru lebih menjanjikan,” tegasnya.
Appi menekankan pentingnya riset pasar agar pelaku UMKM tidak terjebak pada tren sesaat. “Kadang kita hanya melihat teman sukses jual pisang goreng, lalu ikut berjualan pisang goreng. Padahal pasarnya sudah jenuh. Akibatnya terjadi perang harga dan usaha sulit bertahan,” jelasnya.
Selain riset, ia menekankan pentingnya ketersediaan bahan baku dan penghitungan biaya tenaga kerja. Menurutnya, banyak pelaku UMKM yang menganggap usaha sekadar hobi sehingga sering melupakan biaya pekerja. “Ini yang kemudian menimbulkan masalah ketika usaha berkembang,” tambahnya.
Lebih jauh, Appi menegaskan peran pemerintah sebagai fasilitator melalui regulasi berpihak, kemudahan perizinan, hingga akses permodalan. “Kalau modal awal kecil, tentu skala bisnis kecil. Ketika usaha berkembang, perbankan punya skema pembiayaan untuk eskalasi usaha. Pemerintah siap menjembatani,” ujarnya.
Ia mencontohkan kisah sukses UMKM Makassar yang berawal dengan modal Rp500 ribu hingga kini mampu menembus pasar nasional.
Ia juga menyebut inspirasi global seperti Tokopedia, Apple, hingga Facebook yang berawal dari usaha sederhana. “Banyak bisnis besar lahir dari garasi atau lapak sederhana. Kuncinya inovasi dan keberanian memulai,” katanya.
Appi bahkan mengusulkan agar setiap fakultas di perguruan tinggi memiliki unit UMKM sebagai laboratorium wirausaha. Kampus, menurutnya, bisa menjadi pasar besar sebelum masuk inkubasi bisnis Pemkot Makassar.
Menutup pemaparannya, ia mengingatkan bahwa perjalanan menjadi pengusaha bukanlah jalan yang mulus. “Menjadi pengusaha itu seperti menempuh jalan berliku, penuh tanjakan dan batu. Tidak ada kesuksesan instan. Semua butuh proses, kegagalan, dan pembelajaran,” tandasnya.