LUMINASIA.ID, MAKASSAR -- Tidak selamanya hubungan pacaran berjalan mulus. Selalu saja ada masalah yang jika tidak dihadapi dengan baik akan berujung pada pertengkaran.
Nah, meski sering kali bertengkar, hubungan pacaran bisa awet hingga ke pelaminan. Bahkan sampai usia kakek nenek.
Tentu saja ada cara untuk menjaga keharmonisan hubungan yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Ini dia empat ciri-ciri pacaran sehat meski kerap bertengkar.
1. Tak Lari dari Masalah
Kebanyakan, salah satu dari pasangan memilih lari dari masalah. Atau ada juga memilih bersikap diam yang pada akhirnya hanya membuat hubungan bertahan sebentar.
Ketika masalah mendera, sebaiknya dibicarakan bersama. Mencari solusi bersama lebih baik, daripada bersikap temperamen atau membiarkan masalah lewat begitu saja.
Baca: Khawatir Suami Tergoda Pelakor? Ini Doanya Biar Rumah Tangga Makin Romantis
2. Saling Menghargai dan Menghormati
Terkadang ada orang yang ketika bertengkar memilih ngambek, atau bersikap kasar terhadap pasangan.
Hal ini tidak bagus untuk hubungan yang direncanakan jangka panjang. Sebaiknya terbuka ungkapkan perasaan dan keinginan yang sebenarnya. Hindari kata-kata "aku gak apa-apa" karena bermaksud menyembunyikan perasaan. Hal ini justru memperburuk keadaan, karena pasangan merasa tidak ada yang salah dalam hubungan kalian.
3. Tidak Masa Bodoh Terhadap Perasaan Pasangan
Rasanya tidak adil jika kita berpikir pasangan tahu apa yang kita rasakan. Padahal, pacar itu bukan dukun dan pembaca pikiran. Dia juga cuma manusia biasa.
Pasangan dengan hubungan yang sehat, mereka bakal selalu membicarakan perasaannya secara terbuka, bukan merasa pacar harusnya tahu apa yang mesti dilakukannya.
Baca: Ingin Berkurban di Hari Raya Iduladha, Begini Ciri Sapi Sehat
4. Berkompromi
Sangat penting untuk berkompromi dalam hubungan. Artinya, bukan kita harus mengikuti keinginan pacar ataupun pacar yang harus terus mengikuti keinginan kita.
Yang benar adalah kita dan pacar harus sama-sama memberitahu keinginan dan perasaan. Lalu sama-sama pula mencari jalan tengah supaya kedua belah pihak merasa tidak ada yang dirugikan. (*)