Langsung ke konten
DuaSisi
  • HIBURAN
  • RAGAM
  • EKONOMI
  • VIRAL
  • PERISTIWA
  • SULSEL
  • EDUKASI
  • LIFESTYLE
  • OPINI DAN SENI
  • VIDEO
  • MAKASSAR
  • INDEKS
Beranda Peristiwa

Kuasa Hukum Sebut Ikving Lewa Bukan Bandar Besar Narkoba, Tuntutan Jaksa Tak Sesuai Fakta Sidang

Rabu, 4 September 2024 23:28
Editor: Admin
  • Bagikan
Penasihat Hukum Ikving Lewa, Syaban dan Buyung

Laporan Dian Aditya Ning Lestari

Luminasia.id, Makassar 
- Saat ini sedang terjadi kasus menarik di daerah Bone.

Ikving Lewa (alias Koko John), seorang pengusaha di Bone, didakwa sebagai bandar narkotika karena penemuan sabu dengan berat 7,6 gram (bruto).

Ditangkap 15 Januari 2024, Ikving Lewa disebut sebagai bandar besar atas temuan satu paket sabu.

"7,6 gram sabu itu termasuk berat pembungkus dari sabu tersebut, kami merasa tuntutan jaksa sangat besar untuk sabu berat 7,6 gram," ujar Buyung Hardjana Hamna, Ketua Tim Penasihat Hukum Ikving Lewa.

Setelah penangkapan, tiga hari kemudian ruko milik Ikving Lewa di Jl. Sudirman, Bone, digeledah oleh BNN Sulawesi Selatan.

Dalam penggeledahan tersebut, BNN disinyalir menggunakan anjing pelacak dan alat detektor.

"Tapi tidak ditemukan adanya sabu-sabu di ruko tersebut, karena itu kami merasa tidak adil Saudara Ikving Lewa disebut sebagai bandar besar, padahal tidak ada bukti," ujar Buyung.

Ikving Lewa kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan perkara ini diproses oleh Pengadilan Tinggi Watampone.

"Kami menyesalkan kehadiran massa dan tekanan massa, sampai demo. Karena kami merasa banyak berita miring dan penggiringan isu," tambah Buyung.

"Selama ini Penasihat Hukum mendiamkan berita yang berkembang. Tapi karena banyak pemberitaan yang tidak sesuai fakta, kami tidak bisa tinggal diam," papar Buyung.

"Dakwaan jaksa adalah atas barang bukti di atas 5 gram, padahal 7,6 gram bukanlah berat bersih, tapi bruto," kata Buyung.

"Selain itu, barang tersebut bukan milik terdakwa, tapi didapatkan dari orang lain. Selama penangkapan, disita 3 buah handphone. Anehnya, handphone tersebut tidak pernah dibuka selama penyidikan. Di dalam HP tersebut tidak ada screenshot percakapan Ikving Lewa dengan saksi yang dihadirkan. Tidak ditemukan bukti transaksi narkotika dalam HP," jelas Buyung.

Di persidangan sendiri ada dua orang saksi yang dihadirkan, yang kemudian mencabut keterangannya.

Saksi tersebut adalah Ilham dan Lukman, yang menyatakan pada saat pemeriksaan, mereka hanya disodorkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan disuruh tanda tangan tanpa mengetahui isinya.

Ilham dan Lukman mengaku tidak mengenal Ikving Lewa, tapi mengenal Muhammad Yunus.

Ilham dan Lukman sendiri merupakan "penempel" yang mendapatkan sabu dari Muhammad Yunus.

Muhammad Yunus sendiri mengaku merupakan admin dari Dardak.

Dardak inilah yang dikaitkan dengan terdakwa Ikving Lewa.

Muhammad Yunus ini diduga memesan paketan per 25 gram tiap 2 harinya sejak 25 September 2023.

Namun, Dardak mengakui sejak Juli dia sudah tidak bekerja dengan Ikving Lewa, sebagai penagih di toko bangunannya.

Dengan demikian, banyak ketidaksesuaian barang bukti dan fakta, sehingga Penasihat Hukum merasa ada konspirasi untuk menuduh Ikving Lewa.

Selain itu, ditemukan ada beberapa rekening, tapi tidak ada saksi yang menguatkan penggunaannya untuk transaksi sabu.

Karena itu, Kuasa Hukum meyakini Koko John bukan bandar, karena tidak ada bukti langsung.

"Saat ini ada dua yang digunakan untuk Ikving, yaitu Pasal 114 ayat 2 serta Pasal 138 bahwa Ikving Lewa merintangi penyidikan, padahal barang bukti kurang untuk meyakinkan tuduhan tersebut," ucap Buyung.

"Ada tekanan kelompok yang menggiring opini bahwa terdakwa adalah bandar besar, yang bahkan disebut pantas dihukum mati," ujar Kuasa Hukum Kedua Ikving, Sya'ban Sartono Leky.

"Padahal, klien juga sudah menyebutkan di pledoinya, fakta harus lebih kuat daripada tuduhan," tambah Sya'ban.

"Kita juga harus menggunakan asas praduga tak bersalah dalam kasus ini," pungkas Sya'ban.

"Tujuan kami mengadakan konferensi pers ini juga agar pendapat publik tidak berlebihan."

"Ikving sampai dimasukkan ke sel merah selama 40 hari, menurut kami perlakuan ini berlebihan dan tidak sesuai keterangan saksi dan bukti," papar Sya'ban.

"Selain itu, tuntutan 18 tahun terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan fakta persidangan yang ada," tutup Sya'ban.

Kasus narkoba Ikving Lewa telah diproses sejak 15 Januari 2024.

BNN mengaku penangkapan ini merupakan gebrakan, karena bandar besar di Bone telah tertangkap.

Hanya saja penasihat hukum mempertanyakan bukti dan saksi yang kurang.

Saat ini, ormas di Bone menekan agar hukum diberikan seberat-beratnya, bahkan jika perlu hukum adat akan diberlakukan.

Tags: Kriminal Narkoba Ikving Lewa

Baca Juga

Empat Kasus Narkotika Terungkap di Maros, Pelaku Jualan Pakai Instagram Palsu
Empat Kasus Narkotika Terungkap di Maros, Pelaku Jualan Pakai Instagram Palsu
Kuasa Hukum Tegaskan Dakwaan Ikving Lewa Tidak Sesuai Pedoman Jaksa
Kuasa Hukum Tegaskan Dakwaan Ikving Lewa Tidak Sesuai Pedoman Jaksa

Populer

  • 1
    DJ Panda Bakal Tampil di Makassar, Bareng Claudea di Claro
  • 2
    Warga Tamalanrea Tolak Pembangunan PLTSa di Areanya
  • 3
    Syukur dan Persaudaraan Warnai Perayaan 27 Tahun Imamat RD Albert Arina
  • 4
    Salonpas Jadi Senjata Pemulihan Pemain PSM, Begini Pengalaman Daisuke 'Kamehameha' dan Akbar Tanjung
  • 5
    Akhirnya Jersey PSM Makassar 2025/2026 Diperlihatkan Perdana, Ada Gambar Kapal Pinisi

Ekonomi

  • OJK Sulselbar Edukasi Petani Kakao di Polewali Mandar, Cegah Terjebak Investasi Ilegal
    OJK Sulselbar Edukasi Petani Kakao di Polewali Mandar, Cegah Terjebak Investasi Ilegal
  • Indosat Hadirkan Fitur Anti-Spam dan Scam Berbasis AI, Lindungi Masyarakat Indonesia
    Indosat Hadirkan Fitur Anti-Spam dan Scam Berbasis AI, Lindungi Masyarakat Indonesia
  • Kapal Logistik PELNI Sukses Tekan Harga Bapokting hingga 48 Persen di Wilayah 3TP
    Kapal Logistik PELNI Sukses Tekan Harga Bapokting hingga 48 Persen di Wilayah 3TP

Peristiwa

  • Warga Tamalanrea Tolak Pembangunan PLTSa di Areanya
    Warga Tamalanrea Tolak Pembangunan PLTSa di Areanya
  • Salonpas Jadi Senjata Pemulihan Pemain PSM, Begini Pengalaman Daisuke 'Kamehameha' dan Akbar Tanjung
    Salonpas Jadi Senjata Pemulihan Pemain PSM, Begini Pengalaman Daisuke 'Kamehameha' dan Akbar Tanjung
  • PMKRI Dukung Diklat Kepemimpinan untuk OAP, Langkah Strategis Pemkab Mappi Siapkan Generasi Emas
    PMKRI Dukung Diklat Kepemimpinan untuk OAP, Langkah Strategis Pemkab Mappi Siapkan Generasi Emas
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Struktur
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Indeks
© 2024 - 2025 LUMINASIA.ID