Luminasia.id, Makassar – Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025 kembali hadir di Makassar.
Kali ini, MIWF hadir dengan skala yang lebih besar dan kolaboratif. Dengan tema 'Land and Hand', MIWF 2025 bertujuan untuk mengangkat isu kerentanan ruang hidup dan upaya merawat serta mempertahankannya.
Festival tahunan yang telah menjadi agenda penting dalam peta sastra Indonesia ini akan digelar selama empat hari, mulai 29 Mei hingga 1 Juni 2025, di berbagai titik di Kota Makassar, dengan pusat kegiatan di kawasan bersejarah Fort Rotterdam.
Dekikian dipaparkan Direktur MIWF M Aan Mansyur Dalam konferensi pers yang digelar Rabu (27/5).
Dengan tema 'Land and Hand', MIWF 2025 bertujuan untuk mengangkat isu kerentanan ruang hidup dan upaya merawat serta mempertahankannya.di Fort Rotterdam, mengungkapkan bahwa edisi tahun ini menghadirkan lebih dari 100 program yang mempertemukan penulis, seniman, akademisi, jurnalis, hingga pegiat komunitas dari dalam dan luar negeri.
“Tahun ini kami menerima lebih dari 250 aplikasi, dan memilih tujuh emerging writers dari berbagai daerah seperti Ternate, Papua, Lombok, Gorontalo, dan Samarinda,” jelas Aan.
Salah satu penulis muda yang terpilih adalah Wahyudin dari Ternate, yang turut mewakili keragaman wilayah dan perspektif dalam dunia sastra Indonesia.
Dipaparkannya, tahun ini, MIWF juga tetap berkomitmen terhadap keberagaman identitas. Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival ini secara konsisten menghadirkan sastrawan dari gender minoritas, termasuk penulis dan penyair non-biner, sebagai bagian dari upaya menciptakan ruang yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan.
"Festival ini juga akan menampilkan enam pameran, termasuk satu pameran karya tulis yang dibiayai dengan grand dari Pulitzer Center. Akan ada sesi-sesi yang membahas strategi mendapatkan pendanaan, peluang residensi, dan kerja sama internasional yang terbuka untuk semua peserta,” tambah Aan.
Masih terkait kesetaraan gender, prinsip "No All-Male Panel" juga diterapkan di festival ini, di mana tidak ada sesi yang seluruh pembicaranya terdiri dari laki-laki, untuk mendukung kesetaraan gender dan memperkaya perspektif.
Dalam hal ini hadir sebagai kurator penulis asal Ternate, Mariati Azka. Dalam konfrensi pers tersebut juga hadir penulis novel Gadis Kretek yang menjadi tenar melalui serial Netflix, Ratih Kumala.
Sebagai bagian dari MIWF 2025 digelar juga Konsorsium Festival Sastra Indonesia, yang mempertemukan para penyelenggara festival sastra dari seluruh penjuru tanah air.
Selama empat hari, konsorsium ini akan mendiskusikan masa depan festival sastra dan membangun jaringan yang lebih solid antarfestival.
Partisipasi internasional dalam MIWF tahun ini turut diperkuat dengan kehadiran pembicara dan penulis dari Malaysia, Australia, dan Belanda..
Festival tahun ini mengusung lima tema besar yang mencakup sastra, ekologi, sejarah, keberagaman, dan masa depan komunitas.
Dalam festival keberagaman iji, MIWF juga melibatkan komunitas budaya lokal seperti empat komunitas bissu dari Wajo, Bone, dan Segeri