LUMINASIA.ID, MAKASSAR – PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging, dan Shipyard (MEPS), turut berpartisipasi aktif dalam The 4th Asia Pacific Maritime Pilots’ Association Forum (APMPF) di Da Nang, Vietnam.
Forum internasional yang berlangsung pada 4–6 September 2025 ini diikuti oleh peserta dari 16 negara dan mengusung tema “Enhancing Maritime Safety and Efficiency in the Asia-Pacific Region.”
Kegiatan ini menjadi wadah bagi para pandu laut, pakar kemaritiman, pemangku kepentingan, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, serta memperkuat jejaring profesional lintas kawasan.
Dalam forum tersebut, Syamsul Maarif, Pandu Senior SPJM sekaligus Senior Manager Wilayah 3 SPJM, memaparkan prosedur pelayanan kapal pesiar di Pelabuhan Bali dan Nusa Tenggara. Topik ini dipilih SPJM sebagai bagian dari kampanye keselamatan maritim yang sejalan dengan tema APMPF tahun ini.
Dalam presentasinya, Syamsul menjelaskan prosedur operasional untuk kapal pesiar mulai dari mobilisasi pandu, kegiatan tambat, hingga embarkasi dan debarkasi penumpang, dengan fokus pada empat pelabuhan utama: Benoa Bali, Celukan Bawang Bali Utara, Lembar Lombok, dan Tenau Kupang.
“Paparan ini menjadi bentuk kampanye SPJM untuk menegaskan pentingnya prosedur pelayanan kapal pesiar yang mengedepankan keselamatan dan standar internasional,” ujar Syamsul.
Ia menambahkan, sosialisasi tersebut juga bertujuan mengajak komunitas maritim dunia agar lebih disiplin dalam mematuhi prosedur layanan demi mencegah potensi insiden di pelabuhan.
Sementara itu, Senior Vice President Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick, menegaskan bahwa keterlibatan SPJM dalam APMPF merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap keselamatan pelayaran dan peningkatan mutu pelayanan di pelabuhan Indonesia.
“Sebagai negara kepulauan dengan kekayaan budaya yang beragam, Indonesia menjadi destinasi menarik bagi kapal pesiar dunia. Ini peluang besar untuk memperkenalkan budaya kita sekaligus mendorong sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat lokal,” jelasnya.
“Melalui forum ini, kami ingin menunjukkan standar prosedur pelayanan SPJM sekaligus menegaskan komitmen kami terhadap keselamatan layanan,” tambahnya.
Seperti diketahui, Pelabuhan Benoa Bali, Celukan Bawang Bali Utara, Lembar Lombok, dan Tenau Kupangmemiliki karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari alur pelayaran, panjang dermaga, hingga kedalaman kolam labuh. Karena itu, dibutuhkan prosedur sandar yang terstandarisasi agar kegiatan kapal dapat berjalan aman dan efisien.
Pelabuhan Benoa Bali sendiri kini tengah dikembangkan menjadi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) — proyek strategis nasional yang mengintegrasikan sektor pariwisata, pelabuhan, dan hiburan. Kehadiran BMTH diharapkan memperkuat posisi Benoa sebagai major hubport kapal pesiar di Indonesia, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.
