Luminasia, Jakarta - Dilansir Kompas.Com, Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai, mundurnya Kongres VI PDI Perjuangan adalah karena belum adanya kesepakatan di internal partai banteng mengenai sikap partai terhadap pemerintahan saat ini, apakah akan mendukung atau mengambil sikap kontrarian.
“Ya, saya kira mundurnya jadwal kongres karena internal PDI-P masih belum solid terkait sikap PDI-P terhadap pemerintah. Apa mau gabung dalam koalisi pemerintahan? Atau tetap sebagai oposisi?” ungkap Lili Selasa (15/4/2025).
Lili menilai, sikap partai terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi hal krusial bagi PDIP, dan perlu ditentukan sebelum kongres ini. Sebab, pendapatnya, saat ini di internal partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu belum ada satu kata atas posisi yang akan diambil kepada pemerintahan.
“Sikap ini menjadi sesuatu yang krusial dan kritis di internal PDI-P. Seperti diketahui, ada dua faksi yang berbeda di internal PDI-P. Faksi Puan Maharani yang condong untuk gabung dalam pemerintahan dan Faksi DPP agar PDI-P tetap di luar pemerintahan,” ujar Lili.
Terbelahnya sikap di antara internal PDI-P, menurut Lili Romli, membuat penetapan atau kesepakatan soal jadwal kongres menjadi belum tercapai. Karena, sangat krusial bagi partai untuk menentukan sikap.
Hal ini diperlukan karena dalam kongres partai perlu ada keputusan yang diambil mengenai sikap dan arah PDI-P terhadap pemerintah saat ini. “Nah, dengan terbelahnya sikap tersebut, belum solid, membuat kongres diundur. Karena dalam kongres tersebut kan harus ada keputusan yang harus diambil terkait dengan sikap dan arah PDI-P terhadap pemerintahan Prabowo,” tutur Lili.
Selain itu, Lili Romli menilai bahwa pertemuan antara Megawati dan Prabowo turut berpengaruh terhadap rencana kongres partai. Sementara, saat ini belum jelas bagi publik apa yang dibahas dalam pertemuan saat itu.
Dia pun meyakini bahwa hasil pertemuan antara Megawati dan Prabowo belum berhasil membuat dua faksi di internal PDI-P mencapai titik temu. Masih ada diskusi yang terjadi.
“Ya saya kira berpengaruh. Pertemuan tersebut makanya bersifat tertutup dan tidak disampaikan ke publik juga apa isi dari pertemuannya. Jadi belum ada titik temu di antara dua faksi tersebut,” tutupnya.