Luminasia, Nasional, 7 Mei 2025 — Upaya memperkuat peran perempuan dalam ekonomi digital kembali digencarkan oleh DANA dan Ant International melalui peluncuran program SisBerdaya dan DisBerdaya 2025. Program ini berfokus pada pengembangan UMKM perempuan dan perempuan penyandang disabilitas melalui pelatihan bisnis, akses teknologi, serta dukungan pendanaan yang menjangkau hingga Rp750 juta.
Mengusung tema “Memajukan Bisnis dengan Teknologi”, program ini menyasar transformasi digital UMKM lewat peningkatan literasi keuangan, adopsi kecerdasan buatan (AI), dan pendampingan intensif. Kolaborasi ini sekaligus menjadi bagian dari komitmen mendorong ekonomi inklusif yang membuka lebih banyak peluang bagi kelompok marjinal, terutama perempuan di sektor usaha mikro dan kecil.
Peluncuran ini dikemas dalam Konferensi Pers SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada Rabu (7/5). Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia, menekankan pentingnya teknologi sebagai pendorong kemajuan UMKM, khususnya bagi perempuan.
“Program SisBerdaya dan DisBerdaya terinspirasi dari semangat para perempuan tangguh. Program ini bukan hanya bersifat sementara tapi sudah berbentuk komunitas. Kami ingin mencapai masyarakat Indonesia non-tunai yang sehat dengan teknologi keuangan. Kami mengadopsi teknologi AI dan teknologi lainnya. Kami memberikan pelatihan AI pada para Ibu-Ibu agar bermanfaat bagi usaha mereka,” jelas Vince.
Dalam kesempatan yang sama, Sri Noerhidajati, Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia juga menyampaikan pandangannya. “Digitalisasi merupakan cara UMKM dapat bersaing, mulai dari teknologi dan sistem pembayaran yang dapat memperkuat inovasi seperti QRIS yang memudahkan transaksi, dan dapat tercatat secara terstruktur. Digitalisasi juga membantu UMKM yang dimiliki oleh kaum perempuan.”
Keuangan inklusif juga dipandang sebagai fondasi penting dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen. Oleh karena itu, keterlibatan lintas sektor—termasuk regulator dan pelaku industri—menjadi kunci dalam memperluas akses dan peluang usaha bagi perempuan.
Data dari Kementerian Koperasi dan UKM pada 2024 mencatat bahwa dari 65 juta UMKM di Indonesia, lebih dari 60 persen dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Namun, tantangan besar masih menghadang, mulai dari akses pasar, keterampilan digital, hingga minimnya pendampingan bisnis.
“Survei internal kami menunjukkan bahwa 74 persen UMKM perempuan kesulitan mengakses pasar, 57 persen menghadapi hambatan dalam meningkatkan keterampilan, dan 51 persen kesulitan membangun jejaring,” ujar Olavina Harahap, Direktur Komunikasi DANA. “Melalui SisBerdaya dan DisBerdaya, kami ingin memperluas akses terhadap teknologi dan literasi keuangan agar UMKM perempuan dapat bersaing di pasar yang lebih luas.”
Sejak diluncurkan pertama kali pada 2023, program ini telah menjangkau lebih dari 4.500 pelaku UMKM dari 29 provinsi. Data menunjukkan bahwa kapasitas produksi peserta finalis meningkat hingga 126 persen, dan pendapatan naik hingga 113 persen. Bahkan, 99 persen peserta merasa bisnis mereka terbantu secara signifikan melalui pendanaan program.
Tahun ini, SisBerdaya dibagi ke dalam dua kategori: mikro (pendapatan 10–30 juta rupiah/bulan, 0–3 karyawan) dan ultra mikro (pendapatan 1–10 juta rupiah/bulan, 4–10 karyawan). Sementara DisBerdaya difokuskan bagi perempuan penyandang disabilitas pemilik usaha, yang diseleksi melalui organisasi mitra seperti HWDI, Ego Amote, Menembus Batas, serta TPAKD Kabupaten Garut.
Wilson Siahaan, Senior Director Government Affairs and Strategic Development for Indonesia and Philippines di Ant International menambahkan, “Melalui SisBerdaya dan DisBerdaya, kami ingin mengapresiasi semangat kewirausahaan perempuan serta mendukung mereka secara finansial dan dalam peningkatan kapasitas bisnis. Tahun ini kami menargetkan lebih dari 5.000 UMKM perempuan bergabung dalam program.”
Pendaftaran program ini dibuka pada 7–29 Mei 2025. Setelah seleksi awal, sebanyak 180 peserta terpilih akan mengikuti pelatihan daring sebelum mengajukan proposal bisnis. Dari sana, 30 peserta terbaik akan mengikuti pendampingan luring di Jakarta, dan bersaing di Grand Final pada bulan Agustus.