LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Ribuan warga dari berbagai penjuru Sulawesi Selatan turun ke jalan dalam aksi Indonesia Peace Convoy: Road to Freedom for Palestine yang digelar di Kota Makassar, Jumat (4/7/2025) siang.
Aksi ini menjadi bentuk solidaritas masyarakat terhadap perjuangan rakyat Palestina yang hingga kini belum memperoleh kemerdekaan penuh.
Konvoi berlangsung tertib dan semarak, dengan peserta mengendarai kendaraan roda empat dan roda dua. Rute konvoi dimulai dari depan Masjid Baiturrahman, Jalan Urip Sumoharjo, melintasi sejumlah ruas utama kota, dan berakhir di pelataran Masjid Kubah 99 Asmaul Husnah di kawasan Center Point of Indonesia (CPI), Jalan Metro Tanjung Bunga sebagai kon baru kebanggaan Kota Makassar.
Sepanjang jalan, peserta konvoi terlihat mengenakan atribut khas Palestina seperti syal kufiya, bendera, hingga kaus bertuliskan dukungan terhadap kemerdekaan negeri Syam tersebut.
Sebuah mobil tronton lengkap dengan pengeras suara menjadi pusat komando lapangan yang mengatur laju peserta.
Tak hanya kendaraan peserta, sejumlah ambulans milik lembaga zakat dan kemanusiaan turut ambil bagian, bahkan menyalakan sirene sepanjang konvoi untuk menggambarkan kondisi darurat dan mencekam yang dialami rakyat Palestina setiap harinya.
Setibanya di titik akhir konvoi, aksi dilanjutkan dengan orasi dan pertunjukan seni.
Dai muda Saad Muchtar membuka dengan seruan penuh semangat, “Membela Palestina bukan sekadar aksi solidaritas, ini adalah perjuangan sejarah. Menyuarakan kemerdekaan Palestina sejalan dengan amanat konstitusi kita: penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Sementara itu, penyair Aslam dari Ikatan Penulis Muslim Indonesia (IPMI) membacakan puisi bertema Palestina yang menyentuh hati para peserta. Bait-bait puisi yang mengisahkan luka dan ketabahan rakyat Gaza membuat sebagian hadirin tak kuasa menahan air mata.
Puncak acara diwarnai dengan orasi KH. Bachtiar Nasir (UBN), tokoh nasional sekaligus penggagas Indonesia Peace Convoy. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa dukungan dunia internasional terhadap Palestina kini semakin nyata.
“Bahkan seluruh anggota PBB sepakat menyetujui keanggotaan Palestina. Ini menunjukkan bahwa Palestina secara de facto sudah merdeka,” ujarnya.
Namun ia menegaskan bahwa kemerdekaan sejati harus disertai dengan kedaulatan penuh.
“Kemerdekaan tanpa kedaulatan tidak berarti. Sama halnya seperti Indonesia, apa gunanya merdeka jika tanah dan air kita masih dikendalikan oleh oligarki?” tegas ulama asal Kabupaten Bone tersebut.
UBN juga mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda di Sulawesi Selatan, untuk tidak hanya bersimpati, tetapi juga berani bersolidaritas secara konkret.
“Aksi ini bukan akhir, melainkan awal dari gerakan rakyat Indonesia mendukung Palestina. Bahkan jika diperlukan, mari kita bersama-sama menembus blokade Gaza, berlayar dengan perahu Phinisi menuju negeri Syam, demi membela kebenaran dan keadilan,” serunya penuh semangat.