LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 25 Juni 2025 di paparkan secara online melalui YouTube, Rabu (9/7/2025).
Diambil dari rilis OJK, Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M Ismail Riyadi menjelaskan dalam RDKB disampaikan bahwa pasar saham domestik menunjukkan pelemahan sepanjang Juni 2025.
Indeks saham tercatat turun 3,46 persen secara bulanan (mtd) dan turun 2,15 persen sejak awal tahun (ytd), berada di level 6.927,68. Kapitalisasi pasar juga menurun menjadi Rp12.178 triliun, atau turun 1,95 persen mtd dan 1,28 persen ytd.
Investor non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp8,38 triliun sepanjang Juni (mtd) dan Rp53,57 triliun sepanjang tahun berjalan (ytd).
Indeks sektoral sebagian besar mengalami pelemahan, dengan sektor industri dan keuangan mencatat penurunan terbesar. Namun demikian, sektor transportasi dan logistik serta bahan baku mencatat penguatan.
Likuiditas pasar saham tetap terjaga. Nilai rata-rata transaksi harian secara ytd tercatat Rp13,29 triliun, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp12,90 triliun. Hal ini menunjukkan minat investor terhadap transaksi saham masih cukup tinggi meskipun pasar mengalami tekanan.
Di pasar obligasi, indeks ICBI mengalami penguatan sebesar 1,18 persen (mtd) dengan penurunan yield rata-rata SBN sebesar 8,26 basis poin (bps) mtd. Hingga akhir Juni, investor non-residen mencatat net sell Rp7,36 triliun untuk SBN dan Rp0,19 triliun untuk obligasi korporasi.
Pada industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) per 30 Juni 2025 mencapai Rp844,69 triliun. Meski turun 0,19 persen mtd, AUM mengalami kenaikan 0,87 persen ytd. Sementara NAB reksa dana tercatat Rp510,15 triliun, turun 0,31 persen mtd namun naik 2,18 persen ytd.
Dari sisi penggalangan dana, pasar modal tetap menunjukkan tren positif. Nilai penawaran umum mencapai Rp142,62 triliun, dengan Rp8,49 triliun di antaranya berasal dari 16 emiten baru. Selain itu, masih terdapat 13 pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif sebesar Rp9,80 triliun.