LUMINASIA.ID - Dosen Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar sekaligus aktivis Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Hadisaputra, berhasil meraih gelar doktor Antropologi setelah mempertahankan disertasinya berjudul “Dinamika Pergulatan Islam Berkemajuan di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa (Studi Etnografi Gerakan Muhammadiyah di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa)”.
Sidang terbuka promosi doktor tersebut dipimpin dan diuji oleh tim akademisi FISIP Unhas, antara lain Prof Ansar Arifin, Dr Muhammad Basir, Prof Tasrifin Tahara, Wahyuddin Halim PhD, Prof Mahmud Tang, Prof Pawennari Hijjang, dan Dr Yahya.
“Saya ingin menunjukkan bahwa Islam Berkemajuan bukan sekadar slogan organisasi, tetapi hidup dalam praktik warga, melalui sekolah, masjid, amal usaha, dan gerakan sosial,” ujar Hadisaputra dalam pemaparannya.
Disertasi ini mengungkap interaksi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis dengan realitas sosial di tingkat lokal. Temuan lapangan menunjukkan Muhammadiyah di Bajeng mampu memadukan rasionalitas modern dengan kearifan lokal tanpa kehilangan orientasi ideologi.
Meski demikian, Hadisaputra menekankan adanya tantangan serius. “Jika kaderisasi hanya bertumpu pada jalur formal amal usaha, militansi kader bisa tereduksi menjadi sekadar identitas administratif. Regenerasi harus lebih inklusif dan terbuka,” tegasnya.
Kajian disertasinya diperkaya dengan teori Fungsionalisme Imperatif Talcott Parsons, Praktik Sosial Pierre Bourdieu, Strukturasi Anthony Giddens, serta Tradisi Diskursif Antropologi Islam Talal Asad. Dalam kerangka Giddens, ia menekankan pentingnya interaksi timbal balik antara struktur dan agen.
“Sekolah, guru, dan kader bukan sekadar produk aturan organisasi, melainkan aktor yang menghidupkan nilai melalui praktik sehari-hari,” jelasnya.
Setelah melewati proses akademik yang ketat, Dekan FISIP Unhas Prof Sukri membacakan hasil sidang. “Dewan penguji sepakat memberikan predikat Sangat Memuaskan kepada Saudara Hadisaputra,” ujarnya.
Bagi Muhammadiyah, penelitian ini menjadi bukti bahwa gerakan modernis mampu beradaptasi sekaligus memberi kontribusi nyata bagi transformasi sosial. Hadisaputra menutup pemaparannya dengan refleksi:
“Islam Berkemajuan hanya bisa bertahan bila kaderisasi diperkuat, amal usaha terus diperbarui, dan teknologi digital dimanfaatkan sebagai medium dakwah.”
Sidang promosi doktor tersebut turut dihadiri Ketua PWM Sulsel Prof Ambo Asse bersama jajaran Wakil Ketua, Ketua Badan Pembina Harian Unismuh Prof Gagaring Pagalung, Wakil Rektor II Unismuh Dr Ihyani Malik, serta keluarga dan kolega, termasuk Andi Kartini Ottong, Wakil Bupati Sinjai periode 2018–2023.
Dengan gelar doktor yang baru disandangnya, Hadisaputra membawa harapan untuk menjembatani dunia akademik, masyarakat sipil, dan dinamika keagamaan. Perjalanan intelektualnya masih panjang, dengan Islam Berkemajuan sebagai arah perjuangan