Keluarga Ungkap Hasil Diagnosis Medis Kasus Kematian Pengantin Baru di Solok
LUMINASIA.ID, MAKASSAR — Keluarga mengungkap hasil diagnosis medis terkait insiden tragis yang menimpa pasangan pengantin baru asal Sumatera Barat.
Gilang Kurniawan, warga asal Kabupaten Solok yang selamat dari peristiwa di salah satu penginapan glamping di Alahan Panjang, didiagnosis mengalami keracunan karbon monoksida.
Baca: Bone Darurat Narkoba? Sepekan 3 Kasus Peredaran Sabu Terungkap, 5 Pelaku DItahan
Sementara itu, istrinya, Cindy Desta Nanda, meninggal dunia setelah ditemukan tak sadarkan diri di kamar mandi pada Kamis malam. Pasangan muda tersebut diketahui sedang berbulan madu di kawasan wisata berhawa sejuk itu.
Dilansir Sumbardaily Keduanya ditemukan oleh pihak penginapan dalam kondisi tidak sadarkan diri di kamar mandi. Cindy kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah dibawa ke puskesmas, sedangkan Gilang sempat dirawat intensif di Semen Padang Hospital.
“Diagnosanya keracunan karbon monoksida. Ini hasil tim medis dari RSUD Arosuka. Hasil di SPH juga sama,” ujar kakak Gilang yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan, saat dihubungi Jumat malam.
Keluarga menduga kuat sumber gas beracun tersebut berasal dari perangkat pemanas air atau water heater yang terpasang di dalam kamar mandi. Berdasarkan informasi dan foto yang diterima keluarga, tabung gas elpiji berukuran besar berada di bawah dekat kloset, sedangkan ruang mandi nyaris tanpa ventilasi udara.
“Memang di kamar mandi seperti itu, tidak ada ventilasi. Water heater dan tabung gas dipasang di dalam,” ungkap kakak Gilang.
Pihak keluarga Cindy juga menjelaskan alasan pembatalan autopsi terhadap jenazah. Menurut penjelasan keluarga, hasil visum luar yang diterima tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan. Semula keluarga menyetujui autopsi, namun kemudian membatalkannya setelah mendapat penjelasan dari pihak kepolisian.
“Dari puskesmas, (Cindy) mau dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk autopsi. Tapi sempat dibawa dulu ke polres. Lalu saya ditelepon oleh papa (orang tua Cindy), tidak jadi autopsi,” jelas kakak Gilang.
Ia menambahkan, keputusan itu diambil karena keluarga merasa tidak tega setelah mengetahui prosedur autopsi yang melibatkan pembedahan jenazah.
“Mungkin karena pilu, papa langsung bilang iya saja. Setelah tahu prosedur autopsi seperti apa, akhirnya diputuskan Cindy dibawa pulang ke rumah,” tuturnya.
Meski keluarga menduga penyebab kematian Cindy akibat keracunan gas, pihak kepolisian belum menyimpulkan hal tersebut secara resmi. Kapolsek Lembah Gumanti, AKP Barata Rahmat Sukarsih, menegaskan bahwa penyebab pasti kematian hanya dapat dipastikan melalui proses autopsi.
“Kami masih mengumpulkan data-data. Proses selanjutnya menunggu laporan polisi,” kata Barata.
Ia menambahkan, penyelidikan masih berlanjut untuk memastikan apakah insiden tersebut murni kecelakaan atau terdapat unsur kelalaian dalam pemasangan perangkat pemanas air.
Kematian tragis Cindy Desta Nanda menarik perhatian publik, terutama karena lokasi kejadian merupakan kawasan wisata yang banyak dikunjungi pasangan muda. Kasus ini juga menimbulkan kekhawatiran mengenai standar keselamatan di penginapan glamping yang menggunakan gas elpiji untuk pemanas air.
Insiden ini diharapkan menjadi pelajaran bagi pengelola penginapan agar lebih memperhatikan sistem keamanan, khususnya ventilasi di ruang tertutup yang menggunakan bahan bakar gas.