LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Kalla kembali menggelar Financial Wellness Day 2025 sebagai bentuk komitmen meningkatkan literasi keuangan karyawan. Tahun ini menjadi tahun kedua pelaksanaan, sejalan dengan nilai KALLA Kerja Ibadah yang menempatkan integritas dan keseimbangan hidup sebagai bagian dari produktivitas.
Acara yang berlangsung di Saoraja Ballroom, Wisma Kalla, diikuti ribuan insan KALLA baik secara luring maupun daring.
Financial Wellness Day menghadirkan pembicara kompeten, di antaranya Syahrial, Gold Investment Team Leader Bank Syariah Indonesia; Ligwina Hananto, CEO & Lead Financial Trainer QM Financial; serta Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia.
President Director Kalla, Solihin Jusuf Kalla, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada para narasumber. Ia menekankan pentingnya disiplin finansial di tengah situasi ekonomi yang dinamis.
“Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, satu-satunya cara menghadapi tantangan adalah dengan disiplin menabung dan mengelola keuangan secara bijak. Semoga pengetahuan yang diperoleh hari ini menjadi bekal untuk bertahan dan terus maju,” ujarnya.
Solihin menambahkan, pengelolaan keuangan yang bijak akan berdampak pada kualitas hidup karyawan dan keluarganya. “Pengelolaan pendapatan tidak hanya menjaga stabilitas finansial pribadi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan keluarga. Jadikan momentum ini sebagai awal membangun kebiasaan finansial yang sehat agar kita lebih percaya diri meraih tujuan keuangan di masa depan,” tutupnya.
Sementara itu, Imelda Jusuf Kalla, Finance & Legal Director Kalla, menilai kondisi ekonomi saat ini penuh tantangan.
“Beberapa unit bisnis terdampak akibat belanja negara yang melambat. Karyawan tentu berharap penghasilan meningkat, tapi tanpa pengelolaan yang baik, gaji sering hanya ‘numpang lewat’. Karena itu penting memahami prinsip dasar: pendapatan harus lebih besar dari pengeluaran, ada dana darurat, dan alokasi investasi,” jelasnya.
CEO QM Financial, Ligwina Hananto, turut membagikan tips praktis agar karyawan bisa mencapai kondisi finansial sehat. Menurutnya, ada tiga aspek utama: utang, tabungan, dan penghasilan. “Utang itu boleh, tapi maksimal sepertiga dari penghasilan. Menabung dan berinvestasi minimal 10 persen. Ukur kesehatan finansial dengan rasio likuiditas: tabungan dan investasi harus cukup untuk hidup empat bulan bila tidak bekerja,” ungkapnya.
Selain sesi materi, acara juga diramaikan oleh interactive booth dari berbagai bank, termasuk Bank Syariah Indonesia, BRI, Bank Sulselbar, Bank Muamalat, Bank Mandiri, dan BNI. Menariknya, Bank Syariah Indonesia menutup acara dengan doorprize emas untuk peserta.