LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Industri pembiayaan di Indonesia memegang peran penting sebagai penggerak aktivitas ekonomi riil, pendukung pembiayaan produktif, sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, dalam rilisnya Minggu (12/10/2025) mengungkapkan bahwa hingga Agustus 2025, sektor pembiayaan telah memiliki portofolio aset mencapai Rp1.046,94 triliun dan telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp967,59 triliun kepada masyarakat.
Salah satu porsi terbesar disalurkan kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari total pembiayaan tersebut, Rp265,22 triliun atau 26,65 persen mengalir ke sektor UMKM.
Agusman menekankan bahwa angka ini menunjukkan betapa pentingnya peran lembaga pembiayaan dalam memperkuat fondasi ekonomi masyarakat.
“Salah satu yang terpenting tentunya adalah usaha mikro atau UMKM kita. Kalau kita lihat, datanya mencapai Rp265,22 triliun atau 26,65 persen untuk UMKM dari total Rp1.046,94 triliun itu. Itu besar, dan kami tentu saja berharap ini terus meningkat, karena baik sekali untuk negeri ini,” ujar Agusman.
Ia menjelaskan bahwa lembaga pembiayaan berfungsi membuka akses pembiayaan yang lebih luas bagi masyarakat, terutama pelaku usaha kecil yang membutuhkan dukungan modal untuk berkembang. Kontribusi sektor pembiayaan juga memperkuat ekosistem UMKM melalui berbagai skema pembiayaan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing segmen usaha.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno turut hadir untuk mendukung peningkatan literasi keuangan masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.
Arthur Gehart Pinaria, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Sam Ratulangi, mengapresiasi kolaborasi ini sebagai langkah konkret meningkatkan literasi keuangan mahasiswa.
“Kegiatan kuliah ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa, yang menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh para generasi muda agar dapat mengambil keputusan finansial yang cerdas di masa mendatang,” ujarnya.
Arthur juga melaporkan bahwa sepanjang 2025, OJK telah melakukan 274 kegiatan edukasi keuangan dengan jangkauan lebih dari 273 ribu peserta di Sulawesi Utara. Dari jumlah tersebut, 119 kegiatan ditujukan untuk segmen pelajar dan mahasiswa dengan total 6.990 peserta.
Selain itu, tahun ini telah terbentuk 29 Duta Literasi Keuangan, dengan 10 di antaranya berasal dari Unsrat, sebagai bagian dari komitmen mencetak agen perubahan literasi keuangan di kalangan muda.
Melalui program edukasi ini, OJK berharap generasi muda semakin memahami peran strategis lembaga pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Literasi keuangan yang kuat juga diharapkan mampu membentuk generasi yang cerdas, mandiri, dan adaptif terhadap perkembangan ekonomi digital.