Langsung ke konten
DuaSisi
  • HIBURAN
  • RAGAM
  • EKONOMI
  • VIRAL
  • PERISTIWA
  • SULSEL
  • EDUKASI
  • LIFESTYLE
  • OPINI DAN SENI
  • VIDEO
  • MAKASSAR
  • INDEKS
Beranda Peristiwa

Protes Warga Tolak Tambang Pasir di Sulbar Berujung Sengit

Selasa, 6 Mei 2025 04:09
Editor: Admin
  • Bagikan
Dokumentasi LBH

Luminasia, Mamuju, 5 Mei 2025 — Aksi penolakan tambang pasir kembali mencuat di Sulawesi Barat. Ratusan warga dari Desa Karossa (Kabupaten Mamuju Tengah), Sarassa (Kabupaten Pasangkayu), Kalukku Barat, dan Beru-Beru (Kabupaten Mamuju) yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sulbar Tolak Tambang menggelar unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sulawesi Barat. Mereka menuntut pencabutan izin usaha pertambangan (IUP) yang dianggap mengancam lingkungan dan kehidupan masyarakat pesisir.

Massa aksi mulai berdatangan sejak pukul 10.00 WITA menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Mereka membawa spanduk dan poster berisi tuntutan pencabutan izin serta melakukan orasi secara bergantian di depan gerbang kantor gubernur. Saat tiba, lokasi sudah dijaga ketat oleh puluhan personel Kepolisian dari Polda Sulbar dan Polres Mamuju.

Menurut Zulkarnain, jenderal lapangan aksi, tujuan utama mereka adalah bertemu langsung dengan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK), guna menyampaikan langsung keresahan masyarakat terhadap izin tambang yang telah diterbitkan.

"Hari ini, apabila Gubernur Suhardi Duka tidak menemui kami, maka kami juga akan bertahan, kalau perlu menginap di halaman kantor ini sampai kami ditemui. Kami ini hanya mau menemui pemimpin daerah yang kami pilih beberapa bulan lalu. Jadi, kenapa sulit rasanya bagi kami untuk sekadar bertemu dan menyampaikan langsung apa yang menjadi keresahan kami," ujar Zulkarnain dalam orasinya.

Setelah hampir tiga jam tanpa kejelasan, warga mulai mendorong masuk melewati gerbang. Aksi saling dorong dengan aparat tak terhindarkan. Ketegangan memuncak saat gerbang berhasil dibuka, namun massa langsung disambut oleh aparat bersenjata lengkap dan semprotan air dari mobil water cannon milik Polda Sulbar yang telah siaga di halaman kantor.

"Seandainya dari awal pemerintah mau dengar warganya, kami tidak perlu datang jauh-jauh begini. Kami cuma mau menjaga kampung. Kenapa diperlakukan seperti penjahat? Kami terus aksi, karena dengan rapat-rapat tidak ada solusinya," teriak Mama Indah, warga Desa Karossa yang ikut dalam aksi.

Penolakan warga terhadap izin tambang ini bukan baru terjadi kali ini. Sebelumnya, warga telah melakukan berbagai aksi di tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten. Bahkan, mereka berkali-kali mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama DPRD Provinsi dan pihak perusahaan PT Alam Sumber Rezeki (ASR), namun belum membuahkan hasil.

Izin usaha pertambangan produksi untuk PT ASR diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Barat atas nama gubernur pada 21 Maret 2024. Lokasi tambang berada di Sungai Benggaulu, Desa Karossa. Izin ini keluar di tengah penolakan keras warga yang menganggap keberadaan tambang merusak ekosistem dan mengancam penghidupan mereka.

Situasi kian memanas setelah 11 warga dilaporkan ke Polda Sulbar akibat aksi penolakan, dan insiden pembacokan yang sempat viral lewat video. Menanggapi situasi ini, Gubernur Sulawesi Barat sempat mengeluarkan pernyataan lewat video pendek yang menegaskan bahwa warga tidak boleh menghalangi aktivitas perusahaan yang telah mengantongi izin resmi.

Hingga berita ini diterbitkan, ratusan warga masih bertahan di halaman kantor gubernur. Mereka menyatakan akan tetap berada di sana sampai tuntutan mereka ditanggapi langsung oleh gubernur.

Tags: LBH

Baca Juga

Warga Bara-barayya Laporkan Dugaan Pemalsuan Dokumen ke Polda Sulsel
Warga Bara-barayya Laporkan Dugaan Pemalsuan Dokumen ke Polda Sulsel
Dorong Penyelesaian Konflik Agraria, Petani Polongbangkeng Sampaikan Aspirasi ke ATR/BPN dan DPRD Takalar
Dorong Penyelesaian Konflik Agraria, Petani Polongbangkeng Sampaikan Aspirasi ke ATR/BPN dan DPRD Takalar
Huadi Group Akui Kekeliruan Soal Lembur, Siap Lanjutkan Perundingan dengan Serikat Buruh
Huadi Group Akui Kekeliruan Soal Lembur, Siap Lanjutkan Perundingan dengan Serikat Buruh

Populer

  • 1
    PT Aditarina Lestari Klarifikasi Sengketa Tanah, Tegaskan Kepemilikan Sah
  • 2
    Dibuka Wamenpar, Begini Asyiknya Main di F8 Makassar: Kulineran, Gendong Kelinci, Minuman Gratis hingga Nonton Konser
  • 3
    Malangnya Saripah Driver Ojol Grab, Motor Hangus Dibakar Saat Aksi Anarkis di Makassar
  • 4
    VIRAL Skandal Ospek Unsri, Senior Paksa Maba Saling Cium Sesama Jenis Kelamin, Ternyata dari Sini Idenya
  • 5
    7 Perusahaan Asuransi di Indonesia Terancam Rugi

Ekonomi

  • PELNI Gelar Customer Appreciation Night 2025, Apresiasi Mitra Logistik dan Pelayaran
    PELNI Gelar Customer Appreciation Night 2025, Apresiasi Mitra Logistik dan Pelayaran
  • Peremajaan Kapal PELNI Buka Akses Lebih Luas Bagi Penumpang dan Ekonomi Timur Indonesia
    Peremajaan Kapal PELNI Buka Akses Lebih Luas Bagi Penumpang dan Ekonomi Timur Indonesia
  • Contact Center PELNI Sabet Penghargaan The Best People Development di ICCA 2025
    Contact Center PELNI Sabet Penghargaan The Best People Development di ICCA 2025

Peristiwa

  • VIRAL Skandal Ospek  Unsri, Senior Paksa Maba Saling Cium Sesama Jenis Kelamin,  Ternyata dari Sini Idenya
    VIRAL Skandal Ospek Unsri, Senior Paksa Maba Saling Cium Sesama Jenis Kelamin, Ternyata dari Sini Idenya
  • Pertamina Perkuat Aspek Keselamatan di Perusahaan Tambang Nikel Konawe Utara
    Pertamina Perkuat Aspek Keselamatan di Perusahaan Tambang Nikel Konawe Utara
  • Malangnya Saripah Driver Ojol Grab, Motor Hangus Dibakar Saat Aksi Anarkis di Makassar
    Malangnya Saripah Driver Ojol Grab, Motor Hangus Dibakar Saat Aksi Anarkis di Makassar
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Struktur
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Indeks
© 2024 - 2025 LUMINASIA.ID