LUMINASIA.ID, MAKASSAR - Dua kabupaten yang ditunjuk sebagai tuan rumah bersama Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Selatan 2026, yakni Bone dan Wajo, telah menunjukkan kesiapan untuk menyambut ajang olahraga terbesar di tingkat provinsi tersebut.
Namun hingga kini, surat keputusan (SK) penetapan resmi dari Pemerintah Provinsi Sulsel belum juga diterbitkan.
Sekretaris KONI Sulsel, Mujiburrahman, menyebutkan bahwa seluruh regulasi dan pedoman umum pelaksanaan Porprov 2026 sebenarnya sudah disiapkan oleh KONI Sulsel.
Bahkan, pembagian venue serta lokasi pembukaan dan penutupan juga telah dibahas dan akan dimatangkan dalam Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) bulan Oktober ini.
“Alhamdulillah sejauh ini yang berkaitan dengan regulasi dan aturan umum, insyaallah pada Rakerprov Oktober ini kita sudah memutuskan pembukaan, penutupan, dan pembagian venue,” ujar Mujiburrahman saat dikonfirmasi, Selasa (7/10/2025).
Menurutnya, Porprov Sulsel merupakan event resmi Pemerintah Provinsi yang pelaksanaannya melibatkan KONI sebagai lembaga adhoc, sementara operasional teknis di lapangan akan dijalankan oleh KONI kabupaten masing-masing.
“Porprov itu sebenarnya event Pemprov Sulsel. Kami di KONI Sulsel sifatnya hanya adhoc pemerintah, berfungsi pada prosesnya saja. Untuk operator pelaksanaan kembali ke masing-masing KONI kabupaten,” jelasnya.
Meski begitu, sampai saat ini KONI Sulsel masih menunggu tindak lanjut dari Pemprov Sulsel terkait surat penetapan Bone dan Wajo sebagai tuan rumah bersama. Surat tersebut sudah diajukan sejak 2024 lalu.
“Untuk penyesuaian tuan rumah bersama itu kami sejak 2024 sudah bersurat kepada Pemprov untuk menindaklanjuti hasil kebijakan Rakerprov untuk penentuan tuan rumah dari Wajo menjadi Bone–Wajo. Sampai sekarang kami sebagai adhoc masih menunggu arahan dari Kepala Dinas Olahraga selaku perpanjangan tangan bapak Gubernur untuk menyanggupi atau mengeluarkan SK penetapan,” terangnya.
Mujiburrahman menambahkan, terkait anggaran, pola pelaksanaan Porprov tetap sama seperti sebelumnya, yakni mengandalkan APBD masing-masing daerah.
Sementara itu, KONI Sulsel hanya menyesuaikan regulasi dan mendukung dari sisi teknis sesuai kemampuan anggaran yang tersedia.
“Untuk anggaran memang mengandalkan APBD daerah masing-masing. KONI Sulsel hanya menyiapkan regulasi dan menyesuaikan kebutuhan teknis dengan kemampuan yang ada,” tambahnya.
Ia juga berharap adanya perhatian lebih dari Pemerintah Provinsi untuk membantu kabupaten tuan rumah dalam memfasilitasi pembangunan venue dan sarana olahraga.
“Harapan kami tentu ada dukungan dari Pemprov Sulsel untuk memfasilitasi pembangunan venue dan sarana olahraga, khususnya di Bone dan Wajo,” tandasnya.
Di sisi lain, warga Bone menyambut baik rencana penunjukan daerahnya sebagai tuan rumah bersama. Mereka menilai ajang olahraga ini bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi sekaligus promosi daerah.
Seorang warga Watampone, Rizal (35), berharap pemerintah provinsi tidak menunda lebih lama penetapan resmi tersebut.
“Kami di Bone senang kalau jadi tuan rumah Porprov. Banyak UMKM dan pedagang bisa dapat rezeki. Tapi kalau SK belum keluar, bagaimana mau mulai perbaikan stadion dan jalan?” ujarnya.
Ia juga berharap event besar ini bisa membawa dampak positif bagi anak muda dan dunia olahraga lokal.
“Kalau Porprov benar digelar di sini, pasti ramai dan banyak anak muda termotivasi ikut olahraga. Kami berharap Pemprov cepat keluarkan SK-nya,” tandasnya.